Propaganda negatif , tuduhan korupsi dan fitnah menggunakan isu SARA yg selama ini ditujukan kepada Jokowi karena sudah banyak terbantahkan, kemungkinan sementara ini akan bergeser menuju kepada Jusuf Kalla. Sejak resmi dijadikan wakil calon presiden mendampingi Jokowi, diperkirakan isu tentang korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan akan dijadikan senjata menenggelamkan namanya. Walaupun hal tersebut sudah cukup basi dan sampai saat ini belum teridentifikasi keterlibatan JK melakukan penyelewengan, namun upaya ini tetap diangkat lagi guna memberikan citra jelek pada pasangan tsb.
Menanggapi isu yg bakal menerpa dirinya, selain meminta para relawan untuk membuat klarifikasi secara santun, diapun menawarkan sejumlah uang bagi orang yg bisa memberikan bukti keterlibatannya menyangkut kebijaksanaan yg dibuat selama berada di pemerintahan untuk tujuan kepentingan menguntungkan perusahaan keluarganya.
"Kalau ada satu orang yang bisa membuktikan bahwa saya, Jusuf Kalla, selama aktif di pemerintahan sejak dari Memperindag sampai ke Wapres, ada mengambil kebijakan yang menguntungkan perusahaan, teman saya dan keluarga saya, yang melanggar UU, saya akan kasih Rp 1 miliar. Saya bayar cash!" kata JK di depan puluhan relawan Jokowi-JK di Rumah Jenggala, Jalan Jenggala, Senopati, Jakarta Selatan, Jumat (23/5/2014). Namun dia pun juga meminta konskwensi jika tuduhan yg dilakukan tidak terbukti. "Kalau tidak bisa buktikan, bayar saya 10 persennya saja. Ini serius, media boleh liput," lanjutnya yang disambut tawa dan tepuk tangan dari relawan.
Bagi pembaca yg berminat mendapatkan hadiah 1 milyar khususnya bagi orang-orang yg selama ini gencar melancarkan serangan pada pasangan Jokowi-JK atau para haters, jika memang punya bukti kuat ini adalah kesempatan besar untuk memenangkannya. Selain hadiah bisa Anda dapatkan tentunya nama pun kemungkinan akan menjadi populer. Silahkan daftarkan diri Anda segera dan semoga sukses menyertai. Hadiah lumayan yg bisa untuk dibelikan nasi bungkus dan dibagikan pada rekan-rekannya agar semakin kencang berteriak.
Untuk itu daripada mencomot berita dari berbagai media lalu diunggah di kompasiana dan hanya akan menimbulkan debat kusir sampai mumpluk cangkeme, akan lebih baik ajukan ke KPK dan siapa tahu Anda adalah pemenangnya. Selamat mencoba...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H