Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

100 Tahun Industri Mobil BMW Jerman

8 Maret 2016   20:00 Diperbarui: 9 Maret 2016   17:10 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="museum bmw. dokumentasi pribadi"][/caption]Senin kemarin, 7 maret 2016, salah satu industri besar pabrik mobil Jerman, BMW (Bayerische Motorenwerke), merayakan ulang tahunnya yang ke 100. München sebagai kota kelahiran industri mobil yang mendunia ini dijadikan tempat sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan pesta.

Perayaan dibagi menjadi 2 tempat karena banyaknya tamu undangan maupun karyawannya. Sejumlah tamu terhormat sekitar 2000 orang ditempatkan di Olympia Halle yang berdekatan dengan pusat pabrik BMW. Berbagai kalangan atas termasuk politikus berdatangan. Hanya kehadiran kanselir Angela Merkel saja yang tidak nampak karena sedang pusing mengurusi krisis pengungsi dengan beberapa negara lain. Tentu saja tidak ketinggalan sebagai tuan rumah pewaris pabrik yang memiliki saham terbesar, Susanne Klatten dan Stefan Quandt. Kedua bersaudara yang menurut majalah Amerika "Forbes" sebagai orang terkaya di Jerman.

[caption caption="dokumentasi pribadi"]

[/caption]Untuk karyawan sekitar 35.000 orang, perayaan ditempatkan di stadion Allianz Arena, tempat markas kesebelasan Bayern München. Selain makan minum gratis, hiburan live musik dari penyanyi kondang Jerman meramaikan suasana perayaan ini. Kegembiraan bagi mereka bertambah lagi saat diumumkan bahwa setiap karyawan tahun ini mendapatkan premi atau bonus rata-rata 7000€ (sekitar 105 juta) khusus memperingati 100 tahun berdirinya BMW. Masalah premi bagi karyawan setiap tahun memang dibagikan dan tergantung keuntungan yang diperoleh pabrik.

[caption caption="dokumentasi pribadi"]

[/caption]Namun sebaliknya seperti ketika terjadi krisis global tahun 2008-2009, bukan bonus yang didapat tapi pengurangan jam kerja, karyawan disuruh mengambil libur dan pemberhentian kontrak kerja dengan tenaga outsourcing diberlakukan. Target pendapatan pun tdak tercapai. Hal sama yang juga terjadi di hampir semua industri mobil dan yang berkaitan. Tidak berbeda dengan tempat kerja saya yang menyediakan sebagian kelengkapan mobil (air bag) dan salah satu customer nya adalah pabrik BMW.

[caption caption="dokumentasi pribadi"]

[/caption]Seperti diketahui, industri mobil bagi negara Jerman sebagai salah satu pemasok tertinggi pajak yang didapat oleh pemerintah. Untuk mengatasi krisis pada waktu itu, pemerintah Jerman mengambil kebijaksanaan cukup unik. Pemerintah membeli segala jenis mobil yang berumur lebih dari 10 tahun dan dihargai 2500€. Tidak memandang kondisi mobil dalam keadaan rusak atau masih berfungsi. Selanjutnya mobil bekas ini dihancurkan dijadikan recycling.

Dalam praktek masalah penghancuran mobil ini, juga tidak luput ada tangan-tangan jahil yang bermain. Mobil yang seharusnya dihancurkan, ada sebagian yang disalahgunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab untuk memperoleh keuntungan pribadi. Mobil-mobil tersebut bukannya dihancurkan tapi dijual kembali dan dikirim kebanyakan ke negara Afrika.

[caption caption="dokumentasi pribadi"]

[/caption]Langkah yang diambil pemerintah Jerman ini untuk mendorong masyarakat agar mengganti mobil lama dan membeli yang baru. Dengan cara ini diharapkan industri mobil akan kembali bangkit jika permintaan masyarakat akan kebutuhan mobil baru kembali meningkat. Perhitungan lain yang digunakan, apabila industri mobil macet, resiko yang dihadapi adalah bertambahnya jumlah pengangguran.

 Bagi pemerintah sendiri, meningkatnya pengangguran berarti harus mengeluarkan lebih banyak dana karena kompensasi yang harus dibayarkan kepada mereka. Berdasarkan aturan dalam jangka setahun dan selama belum mendapatkan pekerjaan, pemerintah wajib menggaji mereka dihitung dari pendapatan dan besarnya berapa persen tergantung tingkat pekerjaan.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun