Mohon tunggu...
Arya Panakawan
Arya Panakawan Mohon Tunggu... -

mengenal jawa timur lebih dekat, melalui alam, budaya dan sosial politiknya. Juga jagan lupa Follow twitternya di @aryapanakawan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Resensi Film Soekarno

18 Januari 2014   16:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:42 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13900371671645085308

Ini adalah film yang menuai kontroversi sejak perdana penayangannya. Kontroversi tersebut berasal dari Ibu Rachmawati Soekarno Putri, yang merasa film ini sebagai penghinaan atas sosok Founding Father negri ini.

[caption id="attachment_306765" align="aligncenter" width="300" caption="Soekarno sang orator ulung, pemikat hati rakyat"][/caption]

Tetapi saya tidak mengambil pusing akan hal itu, saya memang barusan nonton film ini, bagi saya film asuhan Hanung Bramantyo ini menampilkan sosok Soekarno yang realistis. Artinya Soekarno dilihat dari semua aspek, baik yang dikenal baik oleh public hingga aspek pribadinya, yang mungkin jarang orang yang mengetahuinya. Menurut saya, di Film Soekarno ini, dua sisi tersebut hendak ditonjolkan.

Film ini menceritakan sosok soekarno sebagai se-orang orator ulung yang memikat hati rakyat, politisi PNI, dan negarawan. Ada sisi lain yang saya suka, bahwa soekarno ditampilkan sisi-sisi flamboyannya dengan konflik rumah tangganya dengan Inggit kemudian cerai, gara-gara Soekarno menambatkan hatinya kepada Fatmawati saat pengasingan di Bengkulu.

Selain sosok Soekarno, film ini juga memotret kejadian terpenting dalam sejarah pergolakan Indonesia didalam meraih kemerdekaannya, yaitu; zaman pendudukan jepang dan proklamasi kemerdekaan. Serta perdebatan antara Soekarno, Syahrir, dan Hatta tentang strategi untuk menghadapi jepang di dalam meraih kemerdekaan. Hal yang saya kagumi dari ketiga tokoh tersebut, walaupun berbeda ideology tetapi mereka tetap saling mengisi sesuai dengan kemampuannya masing-masing, Soekarno memanfaatkan popularitasnya dengan kemampuan oratornya untuk memikat hati rakyat, Syahrir dengan gerakan bawah tanahnya untuk tetap mempersatukan pemuda didalam melawan penjajah, sedangkan Hatta sebagai penengah didalam situasi serta penentu keputusan-keputusan penting didalam strategi menghadapi jepang. Kolaborasi yang sangat baik. Berikut lebih jauh sinopsisnya.

Sinopsis film:[1]

Dulunya bernama Kusno. Tubuhnya kurus dan sering sakit-sakitan. Oleh bapaknya Nama Kusno diganti dengan Sukarno. Besar harapan anak kurus itu menjelma menjadi ksatria layaknya Adipati Karno. Harapan bapaknya terpenuhi, umur 24 tahun Sukarno berhasil mengguncang podium, berteriak : Kita Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak seperti Komunis. Tapi keberanian Sukarno tidak pernah padam. Dia makin menggugat. Pledoinya yg sangat terkenal indonesia Menggugat menghantarkan dia dibuang ke Ende, lalu Bengkulu.

Di kota itu Sukarno istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati. Padahal saat itu Sukarno masih menjadi suami Inggit Garnasih; Perempuan lebih tua dari Sukarno, yang selalu menjadi perisai baginya tatkala di penjara dan dibuang. Inggit harus rela melihat sang suami tercinta jatuh cinta dengan gadis lain. Ditengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang memulai peperangan Asia Timur Raya. Berahi politiknya kembali menguat. Belanda takluk oleh Jepang. Sesuatu yg dulu dianggap Raksasa bagi Sukarno, kini lenyap. Kemerdekaan Indonesia seolah diambang mata.

Sementara itu Hatta dan Sjahrir, rival politik Sukarno dimasa muda mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dengan Belanda. Tapi Sukarno punya sudut pandang berbeda.

'Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk upaya meraih kemerdekaan Indonesia' kata Sukarno. Hatta terpengaruh. Tapi Sjahrir tidak. Bekerjasama dengan Jepang sama saja memposisikan Indonesia menjadi bagian dari Fasisme, musuh Amerika-Inggris-Australia. Sukarno tidak peduli. Dia yakin dengan pilihannya: bekerjasama dengan Jepang untuk Indonesia Merdeka. Bersama Hatta, Sukarno berupaya mewujudkan cita-citanya mewujudkan Indonesia Merdeka. Anak-anak muda pengikut Sjahrir mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator, menjual bangsa sendiri ke tangan Fasis. Tapi Sukarno punya pandangan berbeda.

Kita semua tahu bahwa pada akhirnya Kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 agustus 1945. Tapi apakah itu kemerdekaan yang diharapkan? Jangan-jangan Kemerdekaan itu semata-mata hadiah dari Jepang? Jangan-jangan apa yang kita peringati setiap tahun itu hanyalah upah bagi Sukarno karena telah bekerja untuk Jepang? Bagaimanakah cara Sukarno mewujudkan kemerdekaan itu? Berapa nyawa yang dikorbankan?

Diatas kereta kuda, haji Cokroaminoto berwejang kepada Sukarno muda: 'Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu'

Kalimat itu selalu dipegang Sukarno untuk mewujudkan mimpinya .... Indonesia Merdeka!

Menurut saya, ini adalah film yang cukup lengkap, tidak hanya menampilkan sosok Soekarno yang revolusioner tetapi juga sisi-sisi Soekarno yang lebih sentimental dan pribadi. Sehingga saya yang melihatnya, merasa bahwa Soekarno terlihat lebih realitis sebagai manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kelemahan. Bukan super hero yang selalu benar dan tidak memiliki cacat sedikit pun.

Selesai…

[1] http://www.filmsukarno.com/sinopsis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun