Mohon tunggu...
Muhammad Arif
Muhammad Arif Mohon Tunggu... -

Pemuda yang sedang mengejar cita-citanya |Fokus di Fiksi | Sedang tertarik cerita misteri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Negeri Surat Cinta

24 Agustus 2014   22:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:41 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah kelompok terdiam setelah mendengarkan isi surat itu. Gema cerita dan keheningan kelompok, membuat kelompok-kelompok lain tertarik untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Merekapun ikut terdiam.

"Manusia adalah makhluk yang unik. Kalau sudah begini semua tergantung dari sang kakek. Menyambut cinta yang baru tidaklah salah. Mungkin ada benarnya, bahwa kakaknyalah yang mengirimkan si adik. Tapi, setia dengan cinta yang lama tidaklah buruk. Anak-anak dan cucunya telah mengobati kesepiannya, bahkan melebihkannya dan akan terus seperti itu sampai sang kakek meninggal.

"Mari kita do'akan agar sang kakek bisa memilih dengan bijaksana".

Aku terbangun dari tidurku. Gulingku basah karena air mata. Seketika hatiku tenang. Mulai saat ini aku tahu bahwa diujung dunia sana ada sekelompok orang yang peduli dengan kehilangan, kesepian, dan kebingunganku. Mereka mendo'akan aku dan banyak orang lainnya. Dan sekarang adalah giliranku mendo'akan mereka, sebagai wujud rasa terimakasihku atas kepedulian mereka kepadaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun