Mohon tunggu...
Lova Alfariza
Lova Alfariza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Narkoba Bagi Sistem Saraf Otak, Fisik, dan Psikis: Cara dan Solusi

24 Juli 2024   16:53 Diperbarui: 24 Juli 2024   17:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini disusun oleh Adelia Sinulingga (230802012), Lova Alfa Riza (230802013), Diza Rahmazida (230802086), Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) fakultas Studi Islam program studi Psikologi Islam.untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Biopsikologi dengan dosen pengampu bu Puti Febrina Niko, M.Psi, Psikolog.

Dalam bidang pengobatan, kedokteran, dan pengetahuan, narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya sangat bermanfaat. Sayangnya, zat tersebut sering disalahgunakan sehingga menyebabkan ketagihan (adiction), dan akhirnya ketergantungan (dependence) yang berdampak buruk bagi kesehatan sistem saraf otak, fisik dan mental.

DAMPAK PENGGUNAAN NARKOBA PADA SISTEM SARAF OTAK, FISIK, DAN PSIKIS PENGGUNANYA:

Penggunaan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya bisa mempengaruhi kerja otak yang berfungsi sebagai pusat kendali tubuh yang bisa berefek pada fungsi seluruh tubuh sepertiDapat mengubah perasaan, cara berfikir, kesadaran juga prilaku penggunanya. Efek penggunaan narkoba pada otak juga dapat menghambat kerja otak yang disebut depresansia yang menyebabkan kantuk. Narkoba mempengaruhi salah satu bagian otak yang disebut sistem limbus. Hipotalamus yang merupakan pusat kenikmatan pada otak merupakan bagian dari sistem limbus. Narkoba juga dapat memacu kerja secara berlebihan atau sering disebut stimulan, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri juga menimbulkan semangat.

Kerusakan pada sistem saraf sensorik, otonom, dan motorik. Dapat menyebabkan kebas, mata buram bahkan dapat menyebabkan kebutaan dan pada sistem saraf otonom gangguan yang disebabkan oleh narkoba yaitu dapat menimbulkan gerakan diluar kendali, misalnya saat mabuk pengguna narkoba tersebut bisa saja mengganggu orang lain atau berkelahi. Pada sistem saraf motorik pengaruh narkoba dapat menyebabkan kepala penggunanya bergoyang-goyang sendiri dan gerakannya akan berhenti ketika efek narkobanya sudah hilang. Lalu pada sistem saraf pengaruh narkoba dapat menyebabkan penggunanya berbicara diluar kesadarannya juga dapat menyebabkan rasa takut berlebihan juga rasa kurang percaya diri.

Menyebabkan kerusakan fisik yang serius, seperti penurunan berat badan, penurunan fungsi pernapasan. Narkotika jenis heroin, ketamin dan cannabinoid sintesis dapat menyebabkan peradangan, gagal ginjal dan gagal hati, jika dikonsumsi dengan dosis yang berlebih akan menyebabkan over dosis yang mengakibatkan kejang-kejang dan berpotensi kematian.

Tidaklah mudah bagi seseorang untuk menghentikan kecanduan narkoba meskipun mereka sangat ingin berhenti, karena efek narkoba telah mengubah fungsi otak mereka sehingga membuat mereka merasa tidak dapat bertahan tanpanya. Karena itu, dibutuhkan dukungan sepenuhnya dari tenaga medis dan orang-orang terdekat agar berhasil melepaskan diri dari penyalahgunaan narkoba.

Beberapa terapi yang bisa diterapkan untuk mengatasi kecanduan narkoba, yaitu:

1. Cognitive Behavior Theraphy (CBT) adalah metode konseling yang berfokus pada pembenahan atau restrukturisasi kognitif individu yang terkena dampak narkoba  yang merugikan secara fisik dan mental. CBT adalah jenis konseling yang digunakan untuk mengobati kesehatan mental. Fokus dari konseling ini adalah untuk memperbaiki fungsi berpikir dari dampak tersebut. Di sisi lain, pendekatan yang berfokus pada aspek perilaku dimaksudkan untuk membangun hubungan yang kuat antara situasi masalah dan kebiasaan yang dibentuk untuk menangani masalah. CBT bertujuan untuk mengajarkan orang untuk mengubah perilaku mereka dan menenangkan tubuh dan pikiran mereka sehingga mereka merasa lebih baik, berpikir lebih jelas, dan membuat keputusan yang lebih baik. Pada akhirnya, CBT diharapkan dapat membantu menyelaraskan pikirannya, perasaannya, dan tindakannya dalam menggunakan narkoba.

2. Rational emotive behavior therapy (REBT) adalah jenis terapi yang dapat membantu pecandu mengenali pikiran negatif mereka dan memberi mereka cara untuk memerangi perasaan negatif tersebut. Tujuan REBT adalah untuk membantu pecandu menyadari bahwa kekuatan berpikir rasional ada dalam diri mereka sendiri dan tidak dipengaruhi oleh faktor atau situasi di luar mereka.

3. Contingency management therapy (CM), CM dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam kecanduan, seperti alkohol, narkotika, dan tembakau. Untuk membantu pecandu menjadi lebih tenang dan mengendalikan gejala kecanduannya, terapi ini akan meningkatkan perilaku positifnya. Terapi ini telah terbukti berhasil mencegah kekambuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun