[caption id="attachment_180462" align="aligncenter" width="550" caption="kfk.kompas.com"][/caption]
Mungkin sudah menjadi pemandangan biasa, ketika banyak anak sekolahan berkeliaran di mall pada jam sekolah, apalagi dengan bangga menggunakan "uniform" sekolah. Â Bukannya pengen ikut campur, hanya pengen share aja beberapa cerita dari teman dan sodara.
Ketika hal ini saya tanyakan ke Rena, sodaraku. Dengan ringan ia menjawab, "boleh-boleh aja dong, yang penting kan gak bolos sekolah. Kalo emang pulangnya lebih awal, emang salah ya kalo ke mall!" Bagi Rena adalah hal biasa yang gak perlu dibesar-besarkan dan gak perlu dicurigai macam-macam. Sebagai yang lebih tua darinya, saya mencoba bertanya apa dia setuju dengan peraturan pengelola mall yang melarang anak sekolah berkeliaran di mall pada jam sekolah apalagi menggunakan seragam, diapun menjawab "setuju aja, apalagi saya pernah juga ditegur di salah satu mall. Mereka meminta kita menunggu hingga jam 1 siang baru diijinkan masuk ke mall tersebut. Tapi beda lagi dengan mall yang lain, mereka gak peduli kita mau berkeliaran jam berapa saja!"
Dalam kesempatan yang lain, Murna seorang karyawati  pengelola salah satu mall besar di Jakarta mengatakan, selama jam sekolah dia berkali-kali menegur beberapa siswa bahkan mencatatkan identitas mereka untuk dikonfirmasi ke sekolah. Sayapun bertanya beberapa hal terkait kebiasaan anak sekolah yang berkeliaran di mall pada saat jam sekolah.
Menurut Murna, pada umumnya mall memang memiliki daya tarik tersendiri bagi anak muda namun pengelola mall memiliki tanggung jawab untuk peduli terhadap perilaku anak muda, khususnya pada saat mereka berkeliaran di jam sekolah. Kepedulian pengelola mall bukan saja sebatas jam-jam tersebut, namun juga mengawasi kelompok anak muda yang suka bergerombol.
Murna mengatakan aturan tersebut gak tertulis namun menjadi tanggung jawab pengelola untuk peduli terhadap generasi muda. Seperti yang dilakukannya ketika menegur mereka. Dia juga mengajak pengelola mall khususnya security boleh saja dengan inisiatif sendiri menegur anak-anak sekolah yang berseragam tersebut. "Semua itu kita kembalikan kepada masing-masing pengelola deh, kalo saya pasti menegur!" Katanya.
Mungkin orang seperti Murna gak begitu banyak kita temui. Bahkan ada yang menilai terlalu ikut campur urusan orang lain. Tetapi beberapa teman setuju dengan apa yang dilakukannya. Tapi mereka mengaku belum tentu melakukan hal yang sama dengan Murna. Lalu apakah hal ini dapat dibiarin gitu aja ? Saya sendiri bertanya ketika ingin menasehati Rena sodara saya tadi.
Menurut saya, setidaknya kita peduli terhadap perilaku remaja di mall, paling tidak pada saat jam sekolah dimana mereka bebas berkeliaran. Namun apa daya, orang tua Rena sendiri gak mempermasalahkan anaknya menyempatkan diri ke mall menggunakan seragam sekolah termasuk pada jam sekolah jika memang pulang lebih awal dari biasanya.
Memang setiap orang bahkan pengelola mall akan bersikap berbeda, namun ketika hal tersebut dibenarkan dan dibiarkan sebagai suatu kebiasaan rasanya gak tepat juga. Solusi yang tepat, mungkin bagi para pengelola mall untuk dapat memberlakukan larangan bagi anak sekolah yang berkeliaran dengan seragam pada jam sekolah. Selebihnya orang tua mungkin dapat memberikan pemahaman dan aturan yang sama agar anak dapat menjaga perilakunya.
Apa yang saya uraikan di sini, rasanya wajar-wajar saja sebagai suatu catatan bagi kita saat ini. Paling gak ada beberapa catatan lain dari tulisan saya sebelumnya, yang menceritakan perilaku negatif anak dibawah umur di mall.