Masyarakat pantai Teluk sudah terbiasa membuang sampah di pesisir pantai, sehingga tumpakan sampah tersebut menggunung dan sudah tercampur dengan dasar tanah.
Membuang sampah bukan kepada tempatnya bukan kemauan warga, namun fasilitas pembuangan sampah tidak ada, ujar warga lokal.
Mendengar ucapan Pandawaragroup atau lima pemuda asal Bandung, yang mengatakan pantai terburuk di Indonesi. Siswa Pecinta Alam SMA Negeri 17 Pandeglang atau sering kerap disapa SISPALA17 dengan spontan menjawab masalah ini langsung turun tangan ikut serta membersihkan sampah.
Senin, 22 Mei 2023 menjadi hari kesadaran warga Labuan untuk tidak membuanh sampah lagi ke pesisir pantai, ujar Dzikir Pembina SISPALA17. Dia juga berharap kepada pemerintah untuk fasilitasi tempat pembuangan sampah diseluruh bibir pantai.
Menjawab persoalan menjaga bumi dari kotoran sampah, Dzikir mengajak tidak saling menyalahkan dengan adanya sampah di pantai Teluk, namun ini sudah menjadi tanggung jawab bersama.
Sampah yang bertumpuk di lokasi seakan mirip dengan tempat pembuangan akhir atau TPA. Air dan pasir pantai sama-sama berwarna keruh pekat. Ini dampak dari adanya penumpukan sampah di sana dengan waktu yang lama.
Parahnya, sampah yang berada di Pantai Labuan tersebar di banyak titik sehingga membutuhkan banyak tenaga untuk membersihkannya.
“Dikarenakan membutuhkan alat berat untuk membersihkan pantai tersebut, maka dari itu kami berharap kepada semua pihak yang terkait untuk datang dan ikut serta dalam pembersihan pantai tersebut,” ujar Pandawara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H