Mencintai Indonesia adalah dengan tetap saling meyakinkan agar hidup teguh berdampingan dalam
keberagaman dan bersaudara di tengah perbedaan. Inilah perwujudan Bhinneka Tunggal Ika.
Karena perbedaan terhadap sesama saudara bangsa, banyak yang memancing perpecahan,
menyulut api permusuhan, dengan cara menunggang isu SARA (suku, agama, ras dan aliran) dengan
membelokan hukum dan menyimpangkan cita-cita Republik. Tidak sedikit kelompok secara terbuka
ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara.
Di tengah maraknya kasus intoleransi umat beragama di negara kita, di Gereja Kristen Indonesia
(GKI) Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat 15 Februari 2019. Sebagai wujud kerja nyata
persaudaraan sebangsa dan setanah air, berkumpulah para pemuka agama. Ketua Forum
Perdamaian Umat Sedunia KH. Abdul Muhaimin, KH Nurul Huda "Ayah Enha", Pendeta GKI Omo
Haslim, Pendeta GKI Febrita Melati dan Pastor Ibu Teresa Paroki Cikarang Romo Antonius Antara Pr.
Mereka mengadakan Dialog Kebhinekaan dan Camp Kebangsaan.
Antusias terlihat dari ratusan orang yang menghadiri acara tersebut dengan latar belakang agama
yang berbeda.
Dalam kesempatan yang sama, Romo Antonius Antara Pr dari Paroki Ibu Teresa Cikarang mengajak
kita semua untuk bergandengan tangan dengan semua warga bangsa, tanpa memandang suku, ras,
agama, tingkat ekonomi, pilihan politik dan perbedaan yang lain. " Mari secara bersama-sama kita
membangun persatuan dan persaudaraan menuju kokohnya persatuan Indonesia," ucap Antara,
seraya mengajak peserta diskusi.
Mempertahankan Pancasila dan kebhinnekaan, keutuhan dan kedamaian berbangsa dan bernegara,
dengan mencintai sesama dalam bingkai NKRI, serta menjaga kerukunan antar umat beragama
merupakan tugas kita bersama sebagai bangsa dan rakyat Indonesia, sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H