Malam itu, Aku masih teringat.Â
Di awal pertemuan, kita hanya saling memandang arah angin.
Tak sedikitpun melirik mata atau kerutan dahi satu sama lain.Â
Dengan membawa segenggam rasa resah dan amarah, kau diam.
Sikapmu membisu, merajuk, seraya mulutmu peluh dan terbungkam.Â
Segera kumulai dengan sedikit mantra jenaka, tapi tak mempan.
Ataupun, ujaran rasa bersalah, sama sekali kau tidak menghiraukan.Â
Sedikit menghela napas, menunggu lampu taman bersuar.
Lalu, kita menepi dan seketika suara lirih menjalar.Â
Diceritakanlah polemik yang ada, kitapun malah saling berbantah.
Mempertahankan ego yang ada, tanpa memandang kasih yang telah tercipta.Â
Pada akhirnya, kebersamaan kita niscaya.
Dengan tujuan rumah perasaan yang berbeda.Â
Sony Achmad Louis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H