Mohon tunggu...
Louis Pariama
Louis Pariama Mohon Tunggu... Lainnya - Pendeta

suka baca dan jalan-jalan, menaruh perhatian pada persoalan-persoalan sosial, isu perempuan dan anak serta masyarakat dan budaya lokal

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Delapan Delapan

8 Agustus 2023   07:49 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:51 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini tanggal cantik. Entah dipilih atau ditetapkan.
Yang Satu untuk hadir dan yang Seorang untuk pamit.
Yang Satu dalam cerahnya hari menebar suka. Yang Seorang dalam kelam malam sisakan duka.
Senada... dalam dekapan yang mencinta.
Entah harus tertawa atau bermuram, harus berdendang atau meratap.

Lagu cinta memang tak selalu girang, bisa jadi pula guram.
Tak melulu tawa, kadang mesti lara.
Antara Hadir dan Pamit, ada angan dan bayang.
Yang Seorang telah meng-ada dan yang Satu akan menjadi.

Bersama yang Satu aku mesti tengadah, dengan yang Seorang aku tertunduk.
Bisaku berbisik lirih, "Sang Hidup maha mencinta. Yang Hadir maupun Pamit tak lepas dari rangkulNya...pun Aku yang gamang."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun