Mohon tunggu...
louise wulandari
louise wulandari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

love life to the fullest...

Selanjutnya

Tutup

Politik

INI PAMRIH SAYA DALAM MENDUKUNG JOKOWI-JK

29 Juni 2014   18:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:17 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa bilang saya nggak punya pamrih apa2 dalam capek2nya saya ikut turun tangan untuk kemenangan Jokowi-JK. Tentu saja ada...untuk Indonesia yang lebih baik? Pasti! 

Saya ibu rumah tangga biasa yang sehari-hari ada di rumah, hampir 24jam sehari saya di rumah, melihat anak2 saya bertumbuh kembang tanpa jeda. Seluruh waktu saya untuk mereka. Sekarang, apa yg saya usahakan jg untuk mereka.

Saya mau mereka jadi anak baik, sopan, beretika, jujur, dan karena anak saya 2-2nya laki2, saya mau mereka.jd gentleman. Sopan dan menghargai perempuan. Pintar itu nomor kesekian, yg penting berbudi pekerti yang baik. Dan itu hanya bisa diperoleh dengan pendidikan yg baik, di rumah dan di sekolah. Saat mereka meninggalkan saya untuk sekolah, saya berharap apa yg mereka dapatkan sama dengan yg mereka temui di rumah, rasa kasih sayang, pelajaran ttg kebaikan dan kejujuran.

Jokowi menjanjikan revolusi mental dan penerapan pendidikan karakter di sekolah. Dari SD-SMA, itu dijanjikan dan disebutkan berulang2. Dari apa yang dia katakan, saya percaya Jokowi paham tentang itu. 

Janji perbaikan di sektor ekonomi terdengar 'kurang real' buat saya karena sekuat2nya kita memperbaiki sektor ekonomi, kalau perilaku pelaku ekonominya masih bar-bar, curang, culas, serakah, tdk akan ada gunanya. Janji lapangan kerja yang akan jd lebih banyak, terdengar mustahil jika tdk disertai etos kerja yang bagus dari pencari kerja. Semua kembali ke karakter manusianya. 

Hasilnya akan tercapai dalam waktu lama? Ya, pasti... tapi kalau tdk segera diawali, makin lama terjadi kemakmuran dan kestabilan di Indonesia ini. 

Banyak yang ingin perubahan instan..."Mikir...!!!" kata Cak Lontong...jangan pikirkan diri sendiri. Bagi yang masih ingin perubahan instan, yuk bicara sama saya yang ibu2 ini. Kalau ibu2 mestinya lebih dulu memikirkan anak, bukan mikirin diri sendiri. Apalagi anda2 yang ibu2 muda, yang anaknya masih balita, masih calon ibu, remaja yang blm menikah, yg nantinya akan jadi ibu...seharusnya masih punya waktu panjang untuk mikir masa depan. Bukan masa depan diri sendiri, masa depan anak,cucu, cicit... dan itu bukan sekarang, kelak. Jadi apa salahnya bersabar sedikit, utk bisa menjadikan anak2 kita anak yg unggul karakternya. Anak yang baik... "Do the right things...and money will follow..." jangan kuatir tentang rejeki...

Kalau yg anda pikirkan masalah masalah uang, kekayaan, bolehlah anda pilih capres yang menjanjikan uang di setiap kampanye-nya. Yang menjanjikan lapangan pekerjaan, yang menyebut uang di setiap kampanyenya. Percayalah, rejeki itu urusan Allah, hanya yang bekerja dan berusahalah yang mendapatkannya. Kalau karakter anda malas, boros, curang, serakah, percayalah...presiden yang manapun, tdk akan bagi2 uang, tetap orang yg mau bekerjalah yg kebagian. 

Kalau anak2 tumbuh sebagai pribadi yg tdk unggul karanternya, apa anda yakin mereka bisa sekolah dengan senang, bekerja baik, mencari rejeki yang halal, dan hidup tenang?

Kalau anda ingin hidup dalam suasana yang damai, tenang, segala sesuatu dijalankan dengan aturan yg tertib, jujur, pilihlah capres yg menjanjikan itu... memang butuh orang2 yang mengerti dan mau berlaku jujur untuk menerima hal baik dan lurus. Andakah itu?

Sangat terlambat memulai revolusi mental sekarang, tapi itu lebih baik daripada kita ketinggalan 5tahun lagi, 10tahun lagi, atau bahkan selama2nya tdk akan terjadi revolusi mental di negeri ini. Untuk kita yang lebih baik, tentunya kita juga yang harus bekerja, berusaha. Untuk anak2 yg masa depannya lebih baik, tetap kita yang harus bekerja, berusaha. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun