Pada siang hari yang sejuk, di Tasikmalaya, sebuah bus berisi sejumlah siswa dari Jakarta baru saja berhenti ditujukan. Pada sebuah kompleks sekolah yang sekaligus berupa pondok pesantren, sejumlah santri telah bersiap menunggu kehadiran tamu dari Kanisius yang hendak berkegiatan selama 3 hari 2 malam. Selama waktu dinamika yang diberikan, kedua kelompok ini dapat membaur menjadi satu melalui berbagai macam kegiatan dan aktivitas yang telah dipersiapkan oleh para individu pada Pondok Pesantren di Tasikmalaya serta semangat keterbukaan dari para Kanisian yang siap belajar, beraktivitas, dan penasaran dengan kehidupan keseharian serta kehidupan rohani yang tentu sangat berbeda dengan yang dilalui para Kanisian sehari hari. Dari yang saling asing, kedua kelompok tersebut dapat membaur menjadi satu, belajar bersama, berdiskusi bersama, berteman bersama, bermain bersama, bersenang senang bersama, dan tentu menghargai sesama. Sampai di hari akhir, di saat waktunya berpisah, kedua kelompok dapat mengakhiri kegiatan ekskursi ini dengan memori baru, pengalaman baru, serta pembelajaran dan nilai baru yakni tentang indahnya keberagaman dan semangat toleransi antar umat beragama.
Melalui kegiatan ekskursi ini, dapat terjadi pertukaran ilmu baik mengenai kebiasaan sehari hari ataupun ilmu mengenai cara beribadah dan agama para santri yang beragama Muslim dan para Kanisian yang beragama Katolik. Umat agama Islam yang dianut para santri serta agama Katolik yang dianut oleh sebagian besar Kanisian memiliki keyakinan dan cara beribadah yang berbeda, mulai dari ritual, tempat ibadah, hingga nilai-nilai yang dianut. Perbedaan ini mencerminkan kekayaan budaya dan spiritual yang beragam di dunia. Keindahan keberagaman ini terletak pada bagaimana masing-masing agama dapat hidup berdampingan dengan saling menghormati dan belajar satu sama lain. Saat perbedaan dipandang sebagai kekuatan, bukan ancaman, keberagaman menjadi sumber harmoni yang mengajarkan toleransi, empati, dan persatuan di tengah perbedaan. Kehidupan bersama dalam keberagaman bukan hanya menciptakan kedamaian, tetapi juga memperkaya pemahaman manusia tentang nilai universal seperti kasih sayang, kebaikan, dan solidaritas. Keindahan ini bersifat sangat kontras dengan ketika keberagaman ditemui dengan sikap membenci dan saling tidak suka yang membuat dunia menjadi lebih tidak baik dan penuh kebencian
Toleransi adalah jembatan yang menghubungkan hati manusia dari berbagai keyakinan dan tradisi. Dalam keberagaman agama, kita menemukan harmoni yang indah, seperti mozaik warna-warni yang membentuk lukisan kehidupan. Setiap doa yang dipanjatkan, setiap nyanyian suci yang dilantunkan, dan setiap ritual yang dijalankan adalah bagian dari simfoni besar yang menyatukan umat manusia. Toleransi mengajarkan kita bahwa perbedaan bukanlah jurang pemisah, melainkan kekayaan yang memperkaya jiwa. Ketika kita saling menghormati dan memahami, dunia ini menjadi taman penuh bunga, di mana setiap agama tumbuh bersama, berbagi cahaya kasih dan damai.
Indahnya keberagaman dapat dilihat dalam dinamika yang dilakukan di pondok pesantren selama para Kanisian berkunjung seperti saat para santri sedang ibadah sholat, para Kanisian turut menghargai mereka dengan berdiam dan tidak mengganggu suasana ibadah agar ibadah dapat dilakukan dengan lancar. Keberagaman ini juga dapat dilihat dalam situasi dunia nyata seperti pada saat masyarakat Indonesia merayakan berbagai hari besar agama. Saat Idul Fitri, umat beragama lain turut membantu menjaga keamanan dan ikut merasakan kebahagiaan dengan mengunjungi teman-teman Muslim mereka. Begitu pula saat Natal, umat Muslim dan agama lainnya turut memberikan ucapan selamat atau bahkan membantu menghias pohon Natal di tempat-tempat umum. Contoh lainnya adalah tradisi gotong royong di desa-desa, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang agama bekerja sama membangun fasilitas umum tanpa memandang perbedaan. Kebersamaan ini menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan jembatan untuk saling mengenal, menghormati, dan mempererat persatuan. Melalui kegiatan ekskursi ini, contoh contoh konkret dari toleransi dan keberagaman dapat secara nyata dihidupi.
Keberagaman beragama adalah salah satu keindahan terbesar yang dimiliki manusia. Setiap agama membawa pesan moral dan nilai-nilai luhur yang mengajarkan kebaikan, kasih sayang, dan kemanusiaan. Dalam keberagaman, kita belajar untuk saling menghormati keyakinan orang lain, membuka diri terhadap perspektif yang berbeda, dan menemukan kesamaan di tengah perbedaan. Keberagaman terutama pada sebuah lingkungan yang kaya akan keberagaman seperti Indonesia menjadi salah satu sikap terpenting dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena sangat diperlukan ketika berinteraksi dengan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Dengan adanya kesadaran akan indahnya keberagaman dalam masyarakat, segala interaksi akan menjadi lebih baik dan lebih lancar karena individu akan menjadi lebih memperhatikan adat istiadat dan kebiasaan pada orang orang lain yang berbeda budaya.
Keberagaman agama dan toleransi di Indonesia ibarat sebuah taman bunga yang dipenuhi berbagai jenis bunga dengan warna, bentuk, dan aroma yang berbeda. Setiap bunga, meski berbeda, memiliki keunikan dan keindahannya sendiri yang saling melengkapi, menciptakan pemandangan yang memukau. Jika satu bunga mencoba mendominasi, taman itu kehilangan keharmonisannya. Namun, ketika semua bunga tumbuh berdampingan dengan saling menghargai, taman itu menjadi simbol keindahan, kehidupan, dan harapan. Demikian pula, keberagaman agama di Indonesia menjadi kekuatan yang menyatukan, asalkan dipupuk dengan toleransi dan cinta, menciptakan harmoni di tengah perbedaan.
Keberagaman beragama adalah harmoni yang memadukan berbagai keyakinan dalam satu kehidupan bersama. Ibarat pelangi setelah hujan, setiap warna merepresentasikan agama yang berbeda, namun bersama-sama membentuk lengkungan keindahan yang utuh. Dalam ekskursi ini, terlihat umat Muslim, Katolik, Kristen, Budha, dan Hindu berdiri berdampingan, menjadi saksi bisu dari toleransi yang hidup di tengah masyarakat. Suara azan, lonceng gereja, dan kidung doa bersahutan tanpa mengganggu, melainkan menciptakan simfoni spiritual yang menenangkan. Kehidupan sehari-hari pun dihiasi oleh kerukunan, seperti senyum tetangga yang berbeda keyakinan, tangan-tangan yang membantu tanpa memandang agama, dan doa yang dipanjatkan bersama untuk kebaikan umat manusia. Inilah indahnya keberagaman, di mana perbedaan tidak memisahkan, melainkan menyatukan dalam cinta dan penghormatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H