Ketika langit berkerudung hitam kuseruput arabika seseorang
Kaupun mulai bermain-main dengan pena di tangan
Di setiap coretanmu selalu perihal kopi hujan dan kenangan
Agaknya itulah caramu melipat tilam mimpi yang basah kemaren malam
Jua sepat yang tertinggal di secangkir kopi yang tumpah hari itu
Kemudian aku melagu, senandung rindu yang terkoyak waktu
Tatapanku sendu, tetapi kau masih saja bergelut dengan cawan-cawan rasamu
Ah ...! Inikah nikmat dalam pahit atau tawar pada manis
Ketika kuusap separuh napas jaman, lebih dahulu aku berteriak pada langit
Wahai gumpalan-gumpalan hitam