Mohon tunggu...
Samsul Ngarifin
Samsul Ngarifin Mohon Tunggu... Guru - Seorang pengajar dan blogger

Punya hobi menulis ketika senggang, tulisan biasanya mengenai topik pendidikan dan olahraga. Penikmat musik, sepak bola, bulutangkis, MotoGP, dan Formula 1.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dengan Mempelajari Sejarah Indonesia !!!

17 Januari 2015   21:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:56 1713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Globalisasi dan modernisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolak pada masa sekarang. Modernisasi telah merubah kehidupan manusia secara keseluruhan. Modernisasi membawa dampak yang positif dan negatif bagi Manusia.

Ditengah arus modernisasi seperti sekarang ini, orang tidak akan menghiraukan lagi masa lalu. Orang sudah menikmati dampak modernisasi. Berbicara tentang masa lalu, maka tidak bisa lepas dari sejarah. Masyarakat sekarang cenderung menganggap bahwa sejarah itu tidak penting, karena hanya mempelajari sesuatu yang sudah berlalu. Anggapan seperti ini yang sudah melekat di masyarakat, terutama generasi muda.

Jika kita menanyakan pada pelajar mengenai pandangan mereka tentang sejarah, mayoritas akan menjawab bahwa sejarah itu membosankan, sejarah itu hanya menghafal, sejarah itu seperti dongeng, dan sejarah itu hanya mempelajari fosil. Padahal dalam hidup bernegara, seharusnya dasar pondasinya harus mengetahui sejarah negeri ini. Jika berbicara tentang Indonesia, berarti kita harus mengerti bagaimana sejarah negeri ini berdiri.

Nasionalisme dan rasa cinta tanah air bisa tumbuh dari mempelajari sejarah. Sekarang ini banyak pejabat-pejabat yang bertindak korupsi. Orang-orang seperti inilah yang tidak mengerti bagaimana sejarah berdirinya Indonesia yang merupakan perjuangan para pahlawan melawan penjajah.

Sebenarnya mempelajari sejarah tidak hanya belajar mengenai masa lalu saja. Mempelajari sejarah bisa menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan sesuatu didepannya.Sejarah tidak hanya menghafal nama dan tahun saja. Sejarah pada hakikatnya yang terpenting adalah mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Karena peristiwa yang satu bisa berhubungan dengan peristiwa yang lain. Mempelajari sejarah tidak bisa lepas dari "sebab-akibat". Sebuah peristiwa terjadi karena ada sebab, dan sebuah peristiwa juga mempunyai akibat. Hikamah dari peristiwa sejarah yang terjadi bisa menjadi gambaran untuk kita menentukan langkah kedepan supaya peristiwa buruk dimasa lalu tidak terjadi lagi.

Bung karno pernah berpesan bahwa jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. Bahkan  founding father Indonesia mempunyai pandangan seperti itu. Bung Karno memang mencintai sejarah. Bung Karno merasa takjud dengan sejarah bangsa indonesia pada masa kerjaan dahulu. Bung Karno melihat bahwa bangsa Indonesia sebelumnya pernah menjadi kekuatan besar di Asia Tenggara. Hal inilah yang melandasi perjuangan Bung Karno yang gigih memperjuangkan Indonesia.

Sebagai mahasiswa pendidikan sejarah, saya melihat kecenderungan generasi muda malas untuk mempelajari sejarah. Ketika kurikulum 2013 diberlakukan, guru sejarah merasa senang karena mendapat porsi mengajar yang lebih. Pembentukan karakter siswa bisa dilakukan dengan mempelajari sejarah. Cerita-cerita kepahlawanan bisa memberikan contoh pada generasi muda. Namun dengan diberhentikannya kurikulum 2013, banyak guru sejarah yang merasa kecewa.

Revolusi mental yang dikampanyakan oleh Jokowi pada pilpres dahulu mungkin bisa dilakukan dengan mempelajari sejarah. Sejarah mencatat banyak tokoh-tokoh yang bisa menjadi panutan bagi generasi muda. Melunturnya rasa nasionalisme pada era sekarang tidak bisa lepas dari keberadaan media yang mencekoki generasi muda sesuatu yang tidak pas. Untuk itu, maarilah kita menumbuhkan rasa nasionalisme dan rasa cinta tanah air. Kalau hal ini bisa dilakukan, KKN akan hilang dari bumi Indonesia karena orang akan sadar bahwa negara ini berdiri bukan dengan tujuan agar negara ini hancur. Tapi founding father kita mencita-citakan bahwa Bangsa Indoneisa kelak akan menjadi bangsa yang besar.

JAS MERAH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun