Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

USNS Mercy, Carnival Budaya Buka ICE di Manado

31 Mei 2012   18:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:32 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_184944" align="aligncenter" width="600" caption="Peserta dari Kota Magelang, Tari Topeng Ireng"][/caption]

Kamis siang, 31 Mei 2012, sekitar pukul 14.00 wita, saya bersama Tommy Pratomo, kompasianer baru dari Tomohon, bergegas turun ke Manado. Cuaca cerah biru langit, mengiringi perjalanan kami ke kota Manado siang itu. Di dalam mobil kami sempat berbincang-bincang tentang acara yang akan kami kunjungi.

“Memang jam berapa mereka mulai start?” “Jam empat mereka sudah jalan dari Mega Mas menuju ke tempat pameran Indonesia City Expo atau ICE di lapangan basket kawasan Mega Mas” sambung Tommy yang hafal betul agenda kegiatan mereka karena sebelumnya sudah dikirimi E-mail oleh temannya yang mewakili Pemkot Solo, Jawa Tengah.

“Kalau gitu, kita tunggu di MDc di pantai Teluk Manado, sekalian cari makan. Sambil melihat kapal Rumah Sakit Amerika yang sedang berlabuh dan sore ini juga acara Pacific Partnership yang diikuti 14 negara dibuka secara resmi” usul saya kepada Tommy.Ia pun mengangguk tanda setuju.

[caption id="attachment_184946" align="aligncenter" width="564" caption="USNS Mercy, RS Terapung Ternesar AS, Berlabuh di Teluk Manado"]

1338487340778815998
1338487340778815998
[/caption]

USNS Mercy, Kapal Rumah Sakit Terapung Terbesar di Dunia

Setibanya di MDc, kami langsung masuk dan pesan makanan cepat saji. Sementara menunggu pesanan kami, saya melihat empat serdadu marinir berseragan biru kombinasi loreng abu-abu, masuk ke MDc juga untuk pesan paket makanan. Yang pesan makanan yang cewek sementara teman cowok serdadu Amerika lainnya menunggu di samping konter pemesanan.

Tak berselang lama tiga orang marinir gagah-gagah juga masuk. Kembali serdadu cewek yang memesan, sementara yang lain menunggu. Entah apa yang mereka perbincangkan. Yang jelas setelah pesanan tiba mereka langsung bergegas menuju ke sekoci yang menunggu di pantai Teluk Manado. Aktivitas mereka di MDc menarik perhatian para pembeli yang sedang makan di warung waralaba itu.

Sambil menikmati pesanan yang sudah datang, saya melihat kapal USNS berlabuh agak jauh dari pantai. Maka tak heran mereka datang dengan sekoci hilir mudik. Bahkan tampak helikopter terbang ke sana kemari dari Kapal menuju ke kawasan Mega Mall di teluk Manado.

[caption id="attachment_184948" align="aligncenter" width="400" caption="Jelang Pembukaan Resmi Misi Kemanusiaan USNS"]

1338487438405093647
1338487438405093647
[/caption]

Berdasarkan informasi yang saya dapat, USNS Mercy berlabuh di Teluk Manado dalam rangka mengikuti Pacific Partnership yang diikuti oleh 14 negara selama dua minggu di Manado. Tujuan mereka, seperti yang disampaikan oleh Joseph Nutting, koordinator Kapal Rumah Sakit Amerika, USNS Mercy, semata-mata hanyalah misi kemanusiaan. “Kami akan menawarkan operasi gratis kepada masyarakat Manado secara bertahap. Ada 200 pasien yang sudah mendaftar. Untuk sampai ke kapal kami, kami sudah menyiapkan kapal-kapal sekoci untuk mengangkut pasien. Beberapa helikopter pun sudah siap membawa pasien atau tamu undangan”, sambungnya.

Rumah Sakit terapung terbesar di dunia itu bernama USNS Mercy milik Angkatan Laut Amerika. Daya tampung kapal rumah sakit ini bisa menerima 1000 pasien. Kapal ini memiliki 9 lantai. Luas kapal ini tiga kali lapangan sepak bola dan memiliki bobot hingga 69.360 ton. Kedatangan 1000 personil serdaduMarinir AS ini, juga dalang rangka pertukaran kebudayaan AS dan RI.“Kami sudah mengadakan pelatihan masak ala Indonesia bagi para chef kapal” kata salah satu kepala chef Hotel berbintang di Manado yang mengungkap bagian darim kebudayaan itu adalah pengolahan masakan kulinernya.

[caption id="attachment_184950" align="aligncenter" width="600" caption="Peserta Dari Solo, Promosi Carnival Batik Solo"]

1338487500713849576
1338487500713849576
[/caption]

Carnival Budaya, Buka Indonesia City Expo (ICE)

“Yuk pindah ke sebelah sana. Tuh, suara Marching Ban sudah terdengar. Artinya acara Carnival dari pelataran Mega Mass hingga lapangan basket tempat diadakan pameran Apeksi, sudah mulai”, kata saya kepada Tommy setelah saya mengambil foto Kapal USNS Mercy dari pinggir pantai di muka rumah makam MDc.

Kami pun lalu pergi mendekati lokasi pameran yang memang tak jauh dari tempat kami makan siang. Hanya dibutuhkan 5 menit kami sudah berada di panggung tempat upacara. “Tom, mana rombongan temanmu dari Solo? Ada Jokowi nggak?” tanyaku penasaran. “Di belakang sendiri, sebelum Marching Band MAN penutup barisan” kata Tommy sambil sibuk banget jepret sana jeprit sini. Maklum kostum carnival budaya peserta tak ajal lagi memang menjadi daya magnit tersendiri baginya, Termasuk saya juga he he he.

[caption id="attachment_184954" align="aligncenter" width="600" caption="Kecerahan Kostum Bak Fashion Street"]

13384876581931408392
13384876581931408392
[/caption]

Setelah itu kami pun terpisah karena berburu wajah-wajah carnival yang berbalut pakain khas dari 98 Kota se-Indonesia. Masyarakat pun begitu antusias menonton carnival atau kirab budaya itu. Setiap kali perwakilan setiap kota dengan membawa komplit peralatan seni dan budaya serta musik daerah yang ditabuh bertalu-talu, dalam satu barisan dengan para pemakai pakaian daerah, berkirab, tak sedikit penonton yang meminta untuk foto bersama. Aksi spontanitas ini lepas dariperhatian korlap pengatur barisan. Bahkan terkesan dibiarkan saja asal tidak menggangu perjalanan Carnival.

Di depan panggung, setiap peserta terutama yang berpakain Carnival, meliuk-liukkan badannya mengikutiirama musik pengiringnya sebagai simbol budaya daerah. Setelah masing-masing peserta unjuk muka di depan panggung disaksikan oleh Wakil Gubenur Sulut dan Walikota Manado dan para tamu undangan, mereka membubarkan diri di muka lokasi pameran Indonesia City Expo (ICE).

[caption id="attachment_184956" align="aligncenter" width="600" caption="Dari Borneo, Tampilkan Suku Dayak"]

13384877371832875020
13384877371832875020
[/caption]

Sebelum diadakan penggunting pita di pintu masuk pameran oleh Wakil Gubenur Sulut, saya menyempatkan diri masuk ke lokasi pameran yang dibangun dari tenda “pameran” besar yang berjumlah 2 cluster. “Luarbiasasetting dan desain masing-masing stand sangat memikat pengunjung” batin saya. Hampir semua stand memamerkan potensi daerah dengan berjualan souvenir, camilan, kuliner masing-masing daerah. Tak terkecuali memamerkan potensi wisata dan bidayanya.

Lampu-lampu kota sudah menyala bulat. Sambutan-sambutan sudah habis. Kini di panggung APEKSI, masyarakat dihibur oleh performance art dari masing-masing kota seperti dari Kota Magelang Jawa Tengah, dengan Tari Topeng Ireng atau Probolinggo memampilkan tarian yang menceritakan saat memetik padi yang menguning.

Setelah selesai semua kami pulang dengan puas karena mendapatkan momen langka itu melalui kamera yang kami bawa. .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun