[caption caption="Nama Benteng, Fort Rotterdam (dokpri)"][/caption]Tulisan "Fort Rotterdam" dalam ukuran besar dan dicat merah, di pusat kota Makassar menyihir saya, ketika melewati di depannya dari bandara menuju ke hotel di sekitar pantai Losari. Hari itu, untuk pertama kali saya menginjakkan kaki di kota yang dulu bernama Ujung Pandang.
"Ada apa di balik bangunan berasitektur tua dan dikelilingi oleh pagar tembok tebal itu?" batin saya sambil memandangnya dari balik kaca taksi. Dalam batin, saya harus masuk ke bangunan lawas itu.
Masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Itulah linimasa ketika mengunjungi objek wisata. "Ia ada karena ada. Keadaannya adalah lingkaran waktu yang bergerak dan berproses dari dulu hingga sekarang sampai masa depan. Berkelanjutan."
[caption caption="Pintu Masuk ke Banteng (Dokpri)"]
Mengubah nama benteng ini membuat dahi saya berkenyit. Segampang itukah alasan Cornelis mengubah nama benteng Ujung Pandang? Jika kompleks benteng itu dilihat dari atas bentuknya mirip "kura-kura" sedang menghadap ke laut? Atau tersembunyi alasan lain yang sifatnya politis dan ingin memperlihatkan "taring" kekuasaan di pusat perdagangan Indonesia Timur? Ah, semakin penasaran saja.
[caption caption="Turis Belanda (Dokpri)"]
Setelah mengisi donasi, seiring dengan mencatatkan nama dan asal di buku tamu, lalu saya menyusuri benteng mulai dari sebelah kiri. Berdiri di atas tembok setinggi 5 meter, mata saya menyapu keadaan sekeliling. Rupanya tembok yang saya pijak, ternyata berupa gundukan tanah yang tampak seperti ditalud dengan bebatuan karst. "Betapa kokohnya bangunan ini, pantaslah kalau benteng ini susah digempur" pikir saya.
[caption caption="Dari tembok, melihat bangunan dalam benteng (Dokpri)"]
Siang itu, matahari begitu terik. Tak betah lama saya berdiri di atas tembok. Semilir udara panas pesisir pantai menyengat di badan. Kembali langkah kaki berjalan susuri jalan tembok ke arah Utara.
Di atas anjungan, tampak sepasang muda-mudi asyik bercengkerama. Tak jauh dari situ, dua kelompok kaum muda berseragam pramuka sedang berdiskusi di muka pintu tangga ke lantai bawah.
[caption caption="Markas, Galeri milik DKM (Dokpri)"]