[caption id="attachment_209353" align="aligncenter" width="640" caption="Sertijab OSIS Lama ke Baru"][/caption] [caption id="attachment_209354" align="aligncenter" width="640" caption="Kepsek Berjabat Tangan Kepada Ketos Lama dan Baru"]
[/caption] Setelah makan siang, Senin (24/9) saat saya sedang rehat sejenak, tiba-tiba tiga orang siswa mendatangi ruang kantor saya dan tampak sibuk mencari sesuatu. Melihat saya, langsung ada yang sedikit berteriak, “Pak, punya kardus bekas?” “Saya ada tapi masih dipakai. Coba tanya sebelah bagian sarpras” “Siap pak” “Eeee…tunggu dulu for apa itu kardus?” “For perhitungan suara pak. Sebentar ada Pemilu Ketos (Ketua OSIS) baru”. Dialog singkat itu, sudah jelas bahwa sementara ini disiapkan kotak- kotak (kardus) suara untuk pencoblosan suara buat Ketos baru periode Tahun Pelajaran 2012-2013. Sembari melihat mereka mengumpulkan kardus-kardus untuk kotak suara yang nantinya diletakkan pada setiap sudut TPS-TPS, saya tergerak hati untuk bertanya ke sana ke mari, menangkap bagaimana proses dan dinamika demokrasi ala OSIS dijalankan. Rupanya, setiap kelas, satu TPS. Setiap kelas rata-rata 25 orang. Menurut KPU, yang beranggotakan pengurus OSIS lama, disediakan 15 TPS. Mengapa setiap kelas dijadikan TPS, selain memudahkan koordinasi dan pengumpulan kertas suara, juga agar siswa bebas memilih tanpa terpancing tim sukses bakal calon Ketos dan Sekretaris yang berusaha (mungkin) memprovokasi. Genta demokrasi dalam pemilu Ketos kali ini sudah terasa saat-saat kampanye bagi lima pasang Ketos dan Sekretaris. Bakal calon ini dipilih dan diusung melalui penjaringan LKTD (Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar) yang diadakan oleh OSIS pengurus lama. Hanya soal siapa berpasangan siapa, diserahkan ke masing-masing pribadi. Tahap-tahap pemilihan Ketua OSIS itu hampir sama dengan
Pilkada-
pilkada yang digelar. Setelah menentukan pasangannya, masing-masing bakal calon diberi waktu seminggu untuk berkampanye di hadapan teman-temannya. Dilarang berkampanye dalam bentuk apapun saat berlangsung KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Dilarang menempelkan bahan kampanye di lokasi sekolah. Jika dilanggar maka langsung diskualifikasi. Saya pun melihat mereka memanfaatkan kampanye di asrama, di dining room, bahkan papan pengumuman yang berada di ruang makan, tak luput ditempel materi kampanye. Seru dan meriah. Tak jarang terlihat tim suksesnya melobi ke sana ke mari untuk mengadakan pendekatan ke siswa-siswi kelas X hingga XII. [caption id="attachment_209348" align="aligncenter" width="640" caption="Paling Kiri Ignas Bersama Wakil dan Pengurus OSIS Baru"]
[/caption] Langit tampak cerah dengan sinar hangat mentari dari arah Timur. Saat itu siswa dan guru sedang mengadakan apel pagi di plaza, lapangan upacara bendera. Anak
muda itu berpakaian beda dengan teman-teman lainnya. Baju putihnya diikat ketat dengan dasi biru tuanya hingga tampak rapih dan serasi dengan celana biru dongkernya yang diseterika licin. Disandingkan dengan teman lainnya, pemakaian dasi hanya sekedar asesori yang asal dipakai hingga tampak melonggar di leher. Badan anak muda itu tegap. Setegap siswa-siswa akademi militer atau IPDN. Ketegapannya kentara sekali beda bila berdiri di samping temannya yang bergaya allay gaya anak muda sekarang. Kesan sigap dan tegas serta tegap langsung muncul tatkala melihat anak muda ini berdiri. Ignas Permenas
Gumansalangi itulah nama anak muda asal Talaud yang dimaksud. Hari ini (26/9) adalah pelatikannya sebagai Ketua OSIS bersama pengurus OSIS lainnya untuk periode 2012-2013 dalam apel pagi sebelum masuk ke kelas di Plaza Sekolah. [caption id="attachment_209351" align="aligncenter" width="640" caption="Slempang OSIS Diserahterimakan"]
[/caption] [caption id="attachment_209352" align="aligncenter" width="640" caption="Foto Bersama Dengan Kepala Sekolah"]
[/caption] [caption id="attachment_209357" align="aligncenter" width="640" caption="Disaksikan Oleh Guru-Guru"]
[/caption] “Baru kali ini terjadi, dulu kakaknya juga Ketos 2008-2009. Sekarang adiknya jadi ketua OSIS” kata Pak Ferry Doringin, Ph D., Kepsek SMA Lokon setelah melantik mereka secara resmi menjadi pengurus OSIS 2012-2013. Kemenangan Ignas bersama pasangannya sudah diprediksi sebelumnya oleh banyak pihak. Banyak guru terkesan dengan pola pikirnya yang cemerlang saat diadakan debat terbuka mengutarakan misi dan visinya. Saya melihat di semua TPS, suara untuk pasangan Ignas mengungguli lawan-lawannya. Dalam debat terbuka Ignas mengatakan, “kita semua ini, statusnya siswa. Sama-sama sedang menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya. Jadi, apa gunanya membedakan siswa ini dari Papua, siswa ini dari Kaimana, atau kami ini orang Manado, kami ini orang Sangir, Kalimantan atau Jawa. Semua sama. Sama-sama orang Indonesia dan sama-sama pelajar yang sedang belajar dan tinggal di asrama. Kalau saya nanti dipilih sebagai Ketua OSIS saya akan ajak siswa-siswa dari Papua dan dari mana saj asalnya untuk aktif belajar dan aktif dalam setiap kegiatan. Torang samua ba saudara. Itulah Visi dan Misi kami” kata Ignas dengan tenang dan tampak berwibawa. Tepuk tangan membahana di ruang mini theater. Sebenarnya tak hanya itu yang disampaikan Ignas. Menjaga tradisi 100% lulus juga menjadi targetnya. Demikian juga target-target meraih prestasi di bidang seni, olah raga serta Olimpiade Sains tak luput dikampanyekan hingga menggugah kepedulian temannya untuk tetap tekun belajar dan sikap takut pada Tuhan, juga ditegaskan oleh Ignas sebagai semangat hidup rohani yang tak boleh kendor. [caption id="attachment_209355" align="aligncenter" width="427" caption="Ignas Dari Talaud, Ketos 2012-2013"]
[/caption] Anak-anak muda ini sudah belajar berdemokrasi secara jujur adil bersih dan aman sejak SMA. Semoga ke depannya, bangsa Indonesia dipimpin oleh mereka yang sadar akan pentingnya demokrasi Dallam kehidupan bersama di sekolah dan asrama. Proses pemilu Ketos ini sangat menarik dan unik, karena di dalamnya terjadi pedidikan
karakter yang berkelanjutan. Mungkinkan proses demokrasi pemilihan Ketos ini menjadi bahan praktek pendidikan karakter untuk penyusunan
Kurikulum baru nanti? Entahlah, yang jelas pendidikan itu investasi masa depan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya