[caption caption="Bermain Sunset LOVE"][/caption]
Begitu melihat langit Salatiga begitu cerah pada Minggu ini (5/7), saya langsung menghubungi Kompasianer Dhave Dhanang melalui Hape-nya. Terjadi percakapan dan diakhiri dengan janjian untuk berburu matahari terbenam.
“Goa Rong apa Kesongo?” tanya Dhave. “Kesongo itu yang di pinggir Rawapening? Yang ada perahu-perahunya? Dulu spot itu sudah. Goa Rong belum,” balas saya. Akhirnya disepakati Goa Rong dan jam empat sore berangkat menuju ke Goa Roa, Desa Dhelik.
Liburan sekolah memang pas untuk berwisata. Tapi yang paling seru bisa bertemu dan mengajak hunting bersama dengan Kompasianer yang ada di Salatiga, yaitu Dhave Danang, dosen Biologi Pascasarjana di UKSW sekaligus dedengkot di Kampret (Kompasianer Hobi Jepret) dan Koteka (Komunitas Traveler Kompasiana).
[caption caption="Sebelum Sunset Dari Bukit Rong"]
Sesampainya di Jembatan Tuntang, mobil berbelok ke kanan dan lewat di depan Stasiun Tuntang yang sore itu tampak sepi. Laju mobil melambat, bebarengan dengan petunjuk Dhave untuk belok ke kanan sebelum Tlogo Resort. Mobil berbelok memasuki jalan kampung di desa Delik. Ya sekitar 4 km ke arah timur dari Jembatan Tuntang. Setelah melewati perkebunan karet, jalan mulai menanjak ke Bukit Rong. Mobil berhenti untuk membayar retribusi wisata dan parkir mobil di pos penjagaan. “Per orang Rp. 5.000,-,“ kata petugas Perhutani.
Menyusuri jalan ke Bukit Rong, memang ekstra hati-hati karena kondisi jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan lebar jalan yang mengharuskan mobil berhenti apabila berpapasan dengan mobil lain. Rintangan itu akhirnya terbayar sudah ketika kami turun mobil dan melihat keindahan lanskap yang membentang dari puncak Bukit Rong.
Warga lebih sering menyebut Goa Rong daripada Bukit Rong, Desa Delik, Tuntang, Salatiga.
[caption caption="Pemburu Sunset di Bukit Rong"]
Karena waktu sunset masih lama, saya dan rombongan menunggu di salah satu pondok yang telah disediakan. Yang membawa anak, sang anak bisa main ayunan di taman. Kami tidak lama berdiam di situ. Kami turun menuju Pendopo Café untuk memesan minuman dan makanan ringan. Sesekali kami melihat ke arah matahari terbenam di balik Gunung Sumbing. Semua perangkat fotografi kami siapkan di meja.