Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lokon Meletus, Kami (Sudah) Siap

17 Februari 2014   06:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_312337" align="alignnone" width="550" caption="Berkumpul Di Dekat Tenda Evakuasi (dok.pri)"][/caption]

Tepat pukul 11.30 wita, terdengar bunyi sirene meraung-raung di kompleks persekolahan Lokon hari Jumat (14/2) kemarin. Melalui pengeras suara, Bapak Tommy mengumumkan kepada seluruh siswa SMP/SMA agar keluar dari kelas masing-masing.

“Semua siswa harap keluar dari kelas. Gunung Lokon sedang meletus dahsyat. Lihat abu vulkanik sudah menyembur ke langit. Harap semua siswa segera keluar dari kelas. Ikuti petunjuk yang diberikan oleh teman anda yang menjadi tim satgas bencana. Lihat arah petunjuk jalur evakuasi yang telah ditempel. Jangan lupa, gunakan tas kalian untuk melindungi kepala kalian” demikian pengumuman dari Pak Tommy berulang-ulang disampaikan kepada sekitar 600 siswa-siswi SMP/SMA Lokon.

Mendengar pengumuman dan sirene yang meraung-raung, semua siswa serentak keluar dari gedung berlantai dua itu. Evakuasi sedang berlangsung. Sambil berlarian kecil dan berbaris mengular, para siswa menuju titik kumpul yang disiapkan di lapangan depan lobi sekolah. Di titik kumpul itu, telah tersedia dua tenda komando warna hijau untuk menampung para siswa dan guru serta karyawan yang sedang dievakuasi.

[caption id="attachment_312338" align="alignnone" width="550" caption="Keluar Dari Kelas (dok.pri)"][/caption] [caption id="attachment_312340" align="alignnone" width="550" caption="Titik Kumpul (dok.pri)"][/caption]

Dibantu oleh tim BPBD Tomohon, evakuasi bencana Gunung Lokon meletus berjalan dengan lancar. Tak hanya mengawal jalannya evakuasi dari kelas menuju titik kumpul, tim BPBD kota Tomohon juga memberi penjelasan-penjelasan bagaimana cara menyelamatkan diri dari bencana. Setelah semua berada di titik kumpul, pak Hengky meminta perwakilan dari siswa SMA dan SMP untuk belajar memasang tenda. Satu tenda “kasih” warna biru yang diperuntukkan untuk keluarga, diserahkan ke siswa SMA. Sedangkan, siswa SMP mendapat jatah tenda oranye berbentuk seperti rumah untuk dipasang.

Sementara mereka belajar memasang tenda. Beberapa guru berinisiatip untuk menghibur para siswa pengungsi dengan bernyanyi. Kegiatan ini merupakan bagian dari “trauma healing”. Di tempat lain para siswa yang menjadi tim satgas bencana bagian logistik menyiapkan makan siang bagi 600 orang. (Biasanya kami makan siang bersama di dining room, namun kali ini kami makan di tenda-tenda pengungsi).

[caption id="attachment_312342" align="alignnone" width="550" caption="Sosialisasi Dan Simulasi Tanggap Bencana (dok.pri)"][/caption] [caption id="attachment_312345" align="alignnone" width="550" caption="Siswa SMA Pasang Tenda Pengungsi (dok.pri)"][/caption] [caption id="attachment_312346" align="alignnone" width="550" caption="Siswa SMP Belajar Mendirikan Tenda Pengungsi (dok.pri)"][/caption]

Kegiatan simulasi bencana siang itu berjalan lancar. Tampak beberapa siswa yang tidak mendapat tugas dalam kegiatan simulasi, hanya duduk-duduk dan mengobrol. Maklum semua itu hanyalah simulasi sebagai bagian dari pendidikan pengurangan risiko bencana (mitigasi) yang diselenggarakan oleh SMA Lokon bekerja sama dengan BPBD kota Tomohon. Simulasi bencana seperti yang saya ceritakan tadi merupakan puncak dari rangkaian kegiatan mitigasi di kompleks Lokon.

[caption id="attachment_312347" align="alignnone" width="550" caption="Pelantikan Tim Satgas SMA, Dibelakangnya Gunung Lokon (dok.pri)"][/caption] [caption id="attachment_312350" align="alignnone" width="550" caption="Pelatihan Tim Satgas oleh BPBD Tomohon (dok.pri)"][/caption]

Sebelumnya telah dilalui kegiatan-kegiatan yang terkait dengan edukasi mitigasi (pengurangan resiko bencana) seperti pelantikan Tim Satgas Siswa, Penyusunan Tim Komando Tanggap Darurat, Penyusunan Risiko dan Protap Evakuasi, Pelatihan Tim Satgas Siswa dan ceramah-ceramah dari Tim Kesehatan, tim penanggulangan bencana Tomohon, baik secara teori maupun pratek.

Dalam ceramahnya, Pak Hengky bertanya kepada para siswa yang baru saja dilantik menjadi tim satgas bencana di Miniteater, “Apa yang kalian buat seandainya tiba-tiba Gunung Lokon meletus dan saat itu posisi kalian sedang tertidur di asrama? Lalu apa yang kalian lakukan ketika teman-teman anda tidak mau dibangunkan sementara bahaya letusan ada di depan mata?”.

Mendapat pertanyaan itu, para siswa mulai ribut dan masing-masing berusaha menjawab. Saya pun ikutan nguping pembicaraan mereka. Ada yang mengatakan, percik air biar bangun (ini mah kebiasaan membangunkan siswa asrama yang sulit bangun he he he). Bunyikan sirene keras-keras. Atau tempat tidurnya di goyang-goyang. Masih banyak usulan yang dibicarakan oleh mereka.

[caption id="attachment_312352" align="alignnone" width="550" caption="Tim Satgas Bagian Logistik (dok.pri)"][/caption] [caption id="attachment_312353" align="alignnone" width="550" caption="Pratek Trauma Healing (dok.pri)"][/caption]

“Nah sewaktu anda membangunkan siswa yang sulit bangun lalu bahaya letusan itu mengancam jiwa anda, lalu apa yang kalian lakukan?” tanya pak Hengky membuat kaget para siswa.

“Pokoknya saya tetap akan membangunkan teman saya. Biarkan teman saya selamat dan saya jadi korban. Ini sebagai bukti bahwa saya jadi relawan dan dilantik menjadi tim satgas bencana” ujar Billy tiba-tiba memecahkan kesenyapan dualisme dalam bertugas.

Suasana di tempat pelatihan menjadi hening sejenak. Tampak raut wajah para tim satgas siswa dirundung dilema yang menguat. Namun, pak Hengky memberikan jawaban tegas, “Dalam keadaan dilema, nyawa lebih penting. Jadi, ketika ada kesempatan untuk menyelamatkan diri, maka lakukanlah sesuai dengan petunjuk evakuasi. Sikap ini termasuk mengurangi korban bencana”.

[caption id="attachment_312355" align="alignnone" width="550" caption="Foto Gunung Lokon Setelah Dinyatakan Siaga Level III (dok.pri)"][/caption]

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) Bandung mengumumkan bahwa status Gunung api Lokon Tomohon Sulawesi Utara adalah “siaga” atau level III sebelum ditingkatkan menjadi status awas yang siap meletus atau sedang meletus. Katanya, selain Lokon, gunung yang berstatus siaga adalah Karangetang (Sulut) dan Rokatenda (NTT).

Status “siaga” Gunung Lokon inilah yang memicu persekolahan lokon mengadakan serangkaian edukasi pengurangan risiko bencana (mitigasi) dalam sepekan ini. Sebagaimana diketahui, lokasi sekolah Lokon berada di wilayah desa Kakaskasen 2, Tomohon Utara yang berjarak 3 km dari kawah Tompaluan. itu berati sekolah Lokon berada di daerah rawan bencana letusan gunung Lokon. Berada di jalur aliran muntahan larva pijar gunung berapi.

[caption id="attachment_312357" align="alignnone" width="550" caption="Lokasi Pengungsian di Tomohon (sumber: bpbd tomohon)"][/caption] [caption id="attachment_312358" align="alignnone" width="550" caption="Titik Pengungsian Tomohon (sumber: bpbd tomohon)"][/caption]

Namun, sejauh ini ketika Gunung Lokon mulai beraksi dengan letusan disertai dengan semburan abu vulkanik hingga rata-rata 5 km tingginya, justru seluruh penghuni persekolahan Lokon menjadikan letusan itu sebagai tontonan gratis yang kadang dimanfaatkan untuk berfoto ria. Artinya, selama ini (letusan terakhir September 2013) letusan gunung Lokon meski sempat mengagetkan dengan dentuman kerasnya hingga kegiatan belajar mengajar berhenti, belum ada komando untuk dievakuasi.

Pendidikan pengurangan risiko bencana yang dilaksanakan dalam sepekan lalu termasuk upaya pihak sekolah (tahun lalu ditetapkan sebagai Sekolah Tangguh Bencana oleh Kemendiknas dan Pemkot Tomohon) menjadi bagian dari pelatihan sikap kewaspadaan semua penghuni yang berada di Lokon bila sewaktu-waktu Gunung Lokon ba’sembur atau polote atau meletus. Dalam kegiatan itu, pihak sekolah secara tidak langsung sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang dalam soal bencana antara lain pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Tomohon, Diknas, Diskes Tomohon dan pihak terkait lainnya.

[caption id="attachment_312356" align="alignnone" width="550" caption="Foto Gunung Lokon dari Bukit Doa Mahawu, Tadi Siang (dok.pri)"][/caption]

Bencana memang tidak diinginkan oleh siapa pun, tapi apa salahnya kalau bersikap waspada setiap saat dan tahu dan mempelajari bagaimana prosedur mengantisipasi risiko bencana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun