Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukan Merry Gold, tapi Krisan Putih dan Kuning, Ikon Kota Tomohon

5 Juni 2012   12:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_185969" align="aligncenter" width="300" caption="Bunga Dada"][/caption]

Tomohon adalah kota sejuk di Propinsi Sulawesi Utara. Kesejukan ini tak lain karena wilayah geografisnya dikelilingi Gunung Lokon, Gunung Mahawu dan perbukitan Masarang. “Orang Tomohon kalau sudah ke Manado, selalu bilang “picah suar”. Dorang nyanda tahan depe panas kota Manado. Maksudnya, orang Tomohon tak betah dengan panasnya Manado”, komentar teman saya orang Manado.

Bukan aneh kalau teman saya bilang begitu. Tomohon memang sejuk. Curah hujan juga tinggi. Posisinya berada di sekitar 800 hingga 1200 di atas permukaan laut (dpl). Kondisi alam itu cocok untuk tanaman sayuran dan bunga. “Buah di sini tak bagus hasilnya. Mungkin pengaruh dari udara belerang Gunung Lokon hingga membuat buah tak cocok ditanam. Kecuali buah Manggis” jelas Tudor pengumpul berbagai jenis sayuran dari Tomohon untuk dijual ke Manado setiap dini hari.

Sebagai salah satu kota yang bergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kota Se-Indonesia (APEKSI), Tomohon terus memacu diri untuk berkembang sejajar dengan kota-kota lain di Indonesia. Potensi alam yang kini dikembangkan terus bukan hanya soal tata kota dan objek wisatanya saja tetapi pengembangan di bidang pertanian khususnya tanaman bunga.

[caption id="attachment_185964" align="aligncenter" width="300" caption="Krisan Putih"]

13388972671168598939
13388972671168598939
[/caption]

“Dengan bunga menyapa dunia” rupanya masih menjadi semangat yang membakar pemerintah kota ini untuk terus mengkreasikan Tomohon sebagai kota Bunga.

“Ada jenis krisan varietas lokal yang tumbuh subur di kota Tomohon. Krisan Lili atau disebut Yellow Lokon dan Krisan Kulo atau White Lokon” kata Walikota, Jimmy F Eman SE, Ak, Senin (4/5).“Jenis bunga itu sudah diakui oleh Kementerian Pertanian dan dijadikan ikon Tomohon dalam rangka pagelaran iven Internasional yaitu Tomohon International Flower Festival (TIFF) yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 hingga 12 Agustus 2012 nanti” jelas Walikota menambahkannya.

Apa yang disampaikan oleh Walikota Tomohon itu merupakan signal penting bagi para petanibunga supaya lebih banyak menanam bunga Krisan Lily dan Krisan Kulo sejak dini. Tak hanya itu, bunga krisan itu akan dijadikan maskot kota Tomohon yang nantinya akan diakui secara resmi melalui surat keputusan oleh Pihak Kementerian untuk penetapan menjadi maskot kota.

“Krisan Tomohon lebih besar ukurannya daripada krisan di daerah lain” lanjut Walikota. Penetapan bunga Krisan sebagai maskot Tomohon tak lepas dari upaya pemerintah untuk mensejahterakan petani bunga. Dari pantuan, harga satu batang bunga krisan bisa mencapai Rp. 10.000,- “Yang mahal yang warna putih. Soalnya cocok dipakai untuk dekorasi bunga hidup saat wedding party, bunga altar di gereja, di atas meja di panggung kehormatan, atau dipasang di ruang tamu rumah” ungkap teman saya.

[caption id="attachment_185967" align="aligncenter" width="300" caption="Dekorasi Bunga Altar"]

13388973181478646601
13388973181478646601
[/caption]

Jumlah kelompok tani bunga yang ada di Tomohon ada 20 kelompok yang menanam krisan, 2 kelompok tanam krisan lokal, yang lain menanam Aster, Merry Gold, Antorium. Sekarang tanaman itu sudah berusia 1 bulan 1 minggu. Jadi, pada saat pagelaran TIFF bunga itu siap dipanen dan digunakan untuk acara TIFF terutama untuk memecahkan Rekor MURI penggunaan krisan lokal terbanyak.

Kehendak baik ini memang menambah semangat para petani bunga di Tomohon. Di depan mata, harapan mendapatkan keuntungan dari menanam bunga sudah ada, Tapi, seperti tahun-tahun yang lalu para petani ini masih menyimpan “duka” ketika panen tiba, bunga-bunga dihargai rendah dengan alasan terlalu banyak pasokan bunga. Miris kalau mendengar cerita seperti ini lagi.

Pada acara TOF (Tomohon of Flower) yang lalu, bunga- bunga dipakai untuk kendaraan hias (Carnival of Flowers, yang dirancang mirip di Pasadena), juga dipakai untuk karpet bunga terbesar dalam sejarah Indonesia dan memecahkan Rekor MURI. Jadi, kebutuhan bunga, saat itu yang dipakai bunga jenis Merry Gold, cukup banyak namun nyatanya masih ada petani yang mengeluh karena harga per bunganya terlalu rendah dan ada sebagian tidak diambil karena katanya sudah berlebihan.

Yellow dan White Lokon boleh menjadi ikon Tomohon. Namun, jangan sampai kehendak baik mensejahtrerakan petani bunga yang mendasari iven Internasional itu berakhir dengan kekecewaan. Sejauh saya ikuti, dulu awalnya bunga Phayus (anggrek hutan), bunga endemic Sulawesi dipopulerkan sebagai bunga yang langka sehingga menjadi ikon kegiatan TOF berdampingan dengan bunga Merry Gold.

Semoga si kuning dan si putih bunga Krisan ini yang akan menjadi ikon dan maskot Kota Tomohon, makin menggelorakan semangat baru bukan saja petani bunga tetapi semua pihak termasuk masyarakat setempat. Kita tunggu iven TIFF Agustus 2012 mendatang dengan pagelaran parade bunga (Carnival of Flowers), Putri Bunga Nusantara, Pemeran Hortikultura, Seni dan Budaya, dll.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun