"Selama kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bergerak ya bergeraklah. Jangan malah diam. Karena diam itu, sumber penyakit. Nikmatilah hidup di hari tua ini dengan lebih produktif. Pensiun hanya saat saja yang dialami oleh orang di hari tuanya"
Om mBuds, begitulah panggilan akrabnya. Padahal nama keren, Budi Setiawan. Bapak satu anak ini, orangnya humoris. Ngobrol dengan dia, tak ada rasa bosan. Makin lama, makin menarik apalagi ditemani dengan secangkir kopi.
Teman-teman saya mengakui, om mBuds ini sangat suka membuat lawan bicara harus tertawa atau paling tidak tersenyum di sela-sela topik pembicaraan yang serius.
Saking seringnya bertemu, saya hafal jargon lucunya. Om Mbuds mengandalkan konten humornya dengan cara menggunakan "plesetan" Â kata. Seperti ini, "Tak kenal maka tak apalah", "Air susu dibalas dengan kopi hitam, ya kopi susu deh".
Kalau sudah melucu di hadapan teman-teman atau di grup WA, Om mBuds lupa kalau sudah tua. Meski rambutnya sudah tidak diperkenankan tumbuh, ia menganggap botak salah satu solusi pesiun. Hemat sampo untuk keramas, katanya.
Bahkan, tanpa makan gaji bulanan dari kantor perusahaan ekspedisinya, ia tampil santai dan bersikap mengalir saja. Â
Bukan tanpa sebab, ia menghadapi hidupnya di usia 60 tahun ini dengan santai. Ia punya "mainan baru". Dan mainan barunya itu ia tekuni dengan rasa senang.
"Mainan saya di kandang. Beternak, dan kunci dasarnya adalah punya passion. Tanpa passion, beternak hanya dirasakan sebagai  beban. Jadi, kalau ada passion berarti ada kebahagian" ungkap om mBuds, pemilik pertenakan domba kambing Amrih Ngrembaka Farm yang berlokasi di Gunung Pati, Semarang.
Ide awalnya iseng