Perahu berlabuh di Pantai Abadi, Kecamatan Nuangan. Kami semua turun langsung disambut oleh hamparan pasir putih yang lembutnya seperti bedak. Kami tidak hanya bermain di pantai berpasir putih, namun tebing bebatuan di pinggir pantai menarik langkah kaki kami untuk menuju ke bebantuan itu. Â
"Ayo foto di sini. Berdiri di atas tebing ini, dengan view belakang air laut. Wouw banget lho" ucap Kiki ngotot untuk selfie. Tak urung, saya pun ikut-ikutan foto di lokasi itu. Keindahan pantai di lokasi ini kerap dipakai untuk pre-weeding. Tak hanya itu, spot keindahan alam bawah laut di sekitar pantai Abadi ini, bagaikan surga bagi pecinta diving.Â
Kami berjumpa rombongan emak-emak berkaos orange sedang foto bareng di lokasi yang ada tulisan pantai Abadi. Setelah setengah jam menikmati indahnya pantai Abadi, kami melanjutkan ke Pantai Patokan  dan Tanjung Silar yang lokasinya berdekatan dengan pantai Abadi.Â
Pantai Patokan dan Tanjung SilarÂ
Perahu kayu bermesin 10 PK, berlabuh di Pantai Tanjung Silar, Jiko Port, Kecamatan Motongkad. Hanya 5 menit berlayar dari Pantai Abadi.Â
"Karcis masuk menuju Tanjung Silar, ditarik Rp. 2.000,- per orang. Silahkan bapak mencatat di buku tamu ini mewakili rombongan" ucap seorang ibu sambil menjaja aneka macam minuman baik  dan ada yang dingin disimpan di boks. "Harga rata-rata minuman kemasan Rp. 7.000,- Kecuali air kemasan, harganya Rp. 5.000,-" lanjut si Ibu. Â
Ini untuk pertama kali saya menginjakkan kaki di Tanjung Silar. "Tanjung Silar ini viral lho di media sosial. Banyak wisatawan menganggap teluk Tanjung Silar ini, mirip dengan pantai Navagio di Yunani yang dijadikan tempat shooting film drama Korea, Descendants of the Sun" jelas Stenly sambil memegang kamera memotret keindahan teluk ini.Â