Komodo (Varabus Komodoensis) adalah spesies biawak besar yang populasinya menyebar di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang dan Gili Dasami di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Reptil raksasa ini oleh warga disebut Ora. Di kalangan turis, lebih dikenal dengan sebutan "Komodo Dragon". UNESCO menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai World Heritage dan termasuk New Seven Wonders di dunia (2011).
Siang itu (18/12), sinar matahari terasa menyengat di kepala. Kapal mulai bergerak meninggalkan Pantai Pink. Destinasi wisata selanjutnya adalah Pulau Komodo.
"Beberapa hal yang perlu anda ketahui saat berada di Pulau Komodo. Yang pertama, kalau beruntung kita bisa melihat banyak Komodo berkeliaran di pantai dan tempat-tempat mereka minum. Yang kedua, Komodo sangat sensitif terhadap perempuan yang sedang datang bulan. Karena itu, nanti bilang ke ranger supaya mendapat pengawasan lebih. Makan siang dinikmati di kapal" kata Bro Ari, pemandu wisata kami saat kapal mulai berlabuh di demarga Pulau Komodo.
Ada rombongan lain sedang mendapat pengarahan. Sejenak kami menunggu, baru kemudian giliran rombongan kami mendapat briefing dari para Ranger. Satu ranger rata-rata mendampingi 4-5 orang. Informasi dari ranger (disampaikan dalam bahasa Inggris) intinya sama dengan yang dikatakan Bro Ari saat di Kapal.
"Jadi kita nanti mengambil trekking yang pendek untuk masuk hutan melihat Komodo Dragon. Kurang lebih waktunya 1 jam. Apabila kita beruntung ketemu sang dragon, tidak usah panik, bersikap bersahabat dan jaga jarak aman" lanjut Ranger sambil memegang tongkat yang ujungnya bercabang dua.
Di antara semak-semak kering saat susuri jalan setapak, saya melihat tanaman sirkaya yang buahnya sudah kering. "Om banyak pohon srikaya ya di sini. Tapi kayaknya srikaya hijau bukan yang merah. Sekarang lagi ngetrend Srikaya merah karena warnanya unik, aromanya harum serta rasanya lebih manis" cerita saya kepada salah satu Ranger yang berjalan di disamping saya.
Si Ranger menanggapi saat musim berbuah, Srikaya di sini sering di panen dan dijual di pasar. "Stop dulu, coba lihat lubang tanah itu. Itu tempat sang dragon bersembunyi. Lubangnya lebih besar daripada lubang ular atau yang lain" tiba-tiba si Ranger mengajak berhenti, sambil menunjuk lubang tanah di samping pohon kering.
"Mana nih sang dragon? Kok nggak ada? Ngumpet di mana? Sudah capek-capek jalan, nggak kelihatan komodonya. Bagaimana ini?" protes salah satu turis asing kepada Ranger. Menanggapi permintaan itu, para ranger berkoordinasi untuk menyebar dan berusaha mendapatkan sang dragon yang katanya saat ini sang dragon lagi "keluar daerah".