Untuk ke 7 kalinya, Pemerintah Kota Tomohon menggelar Parade Kendaraan Hias Bunga (Tournament of Flowers) pada hari Selasa, 8 Agustus 2017. Parade ini merupakan salah satu kegiatan dari The 7th Tomohon International Flower Festival (TIFF) yang bertema Tujuh Keindahan (Pariwisata) Tomohon berupa tujuh gunung, tujuh danau dan tujuh air terjun.
Sejak pagi langit Tomohon tampak diselimuti oleh awan hitam. Tak urung gerimis pun jatuh ketika warga bergerak ke pusat kota dan rela berdiri di sepanjang trotoar yang akan dilintasi oleh Parade. Meski demikian, antusias warga Tomohon, dengan populasi sekitar 100 ribu jiwa, tak bergeming oleh gerimis yang membasahi badan.
Sumber foto: Humas Pemkot Tomohon (Google)
"ToF tahun ini diikuti 52 kelompok peserta. Jadi tak hanya diikuti oleh 30 Float Kendaraan Hias Bunga dari Negara sahabat, Kementerian, Dinas Propinsi, Kota dan Kabupaten, BUMN dan Yayasan Swasta. Tetapi, ditampilkan juga seni budaya adat Minahasa, Marching Band dan
Flower Fashion Carnival" ujar Vence yang bertugas memimpin Float YPL dan Marching Band Losnito pada ururtan ke 40 dan 41.
Saya dan teman-teman dari Kodakenz (Komunitas Pecinta Fotografi Tomohon) ikut membaur dengan warga setempat untuk melihat Parade yang digelar satu tahun sekali. Bedanya, kami dipersenjatai dengan aneka macam jenis kamera untuk mengabadikan pagelaran akbar TIFF ini. Jika gerimis, kami lari ke emperan toko sekadar untuk menyelamatkan kamera agar tidak basah. He he he takut rusak...
Antusias Warga dan Peserta TOF 2017 (Dok.Pri)
Titik kumpul kami tak jauh dari panggung utama yang berada di muka salah satu supermarket. Padatnya warga di sekitar panggung, membuat kami tidak leluasa untuk memotret aksi-aksi peserta saat melintas di panggung VIP itu.Â
Tak hanya itu, banyak warga yang berebut untuk selfie di depan kendaraan hias atau peserta Flower Fashion, ketika barisan berhenti. "Oma-oma cepetan dong, gantian kita mo foto cewek bunga ini" teriak Toga sedikit kesal karena ulah penonton berebut selfie hingga tak mudah mengambil foto secara utuh.
Kodakenz Tomohon (Dokpri)
Host Kompas TV Manado (Dokpri)
Saya pun mengalami hal yang sama dengan Toga. Antusias warga untuk berfoto
selfie di dekat kendaraan hias, atau bersama peserta berkostum bunga maupun para
majorette marching band, menyulitkan saya membidik utuh para peserta. Antusias ini bagi saya menjadi bukti gelaran TIFF berhasil memikat banyak wisatawan datang ke Tomohon.
Satu-satunya dari Papua (dokpri)
"Tomohon ada untuk Tomohon. Tomohon ada untuk Sulawesi Utara. Tomohon ada juga untuk Negara dan Bangsa ini. Karena itu, melihat
Tomohon International Flower Festival sama dengan melihat wajah Indonesia yang alamnya subur dan ditumbuhi oleh aneka bunga yang indah.
Kristo itu maskotnya kota Tomohon, singkatan dari Krisan Tomohon.
Wajah Indonesia itu tampak dari keanekaragaman adat budaya, suku, agama, ras dan seni. Dan yang terpenting, sesama pemeluk agama berbaur dan saling rukun satu sama lain dalam kesatuan NKRI" ungkap Walikota Tomohon, Jimmy F. Eman saat ditanya awak media yang sedang meliput ToF.
Kemeriahan Tournament of Flower di Tomohon tak lepas dari besarnya biaya yang dikeluarkan. Konon menurut proposal yang diedarkan oleh Panitia TIFF 2017, untuk membuat kendaraan hias bunga ukuran besar (truk) biayanya sekitar 75 juta. Sedangkan kendaraan kecil (pick up) biaya yang dibutuhkan untuk sekitar 50 juta.
Float Ukuran Kecil (Dokpri)
"Biaya itu sudah termasuk bunga. Float kecil membutuhkan sekitar 6 ribu bunga dan float besar sekitar 12 ribu. Jumlah float yang dihiasi bunga, ada 12 float besar dan 18 float kecil. Total bunga yang disediakan sekitar 152 ribu kuntum bunga. Biaya itu termasuk juga perlengkapan dekorasi, tukang dekor, dan sewa kendaraan untuk satu minggu. Sekarang bunga dibeli dari para kelompok petani bunga milik warga setempat" kisah Christian yang membawa proposal ke kantor saya.
Side effect atau efek samping dari TIFF 2017 ini sudah diperhitungkan secara matang oleh Pemkot Tomohon. Antara lain, Tomohon mengadakan Pengucapan Syukur (6/8) di mana warga dari berbagai daerah saling berkunjung dalam suasana pesta syukuran atas panenan yang berlimpah berupa makan dan minum. Rekor MURI juga dibuat untuk pembuatan nasi jaha (lemang) terpanjang (7/8) di halaman Kantor Walikota. "Total panjangnya 12 km" kisah Mende salah satu pegawai Humas Pemkot.
Dump Truck Mining dari PT. SMA (Dokpri)
Dari sekian
float atau kendaraan hias bunga yang mencuri perhatian penonton adalah float nomor 30 dari PT Samudera Mulia Abadi (SMA) yang menggunakan
dump truck tambang (mining) dengan ban yang tingginya dua kali tinggi manusia. Kendaraan hias dari Kabupaten Manokwari Selatan tampil unik karena bunga hiasnya dibawa langsung dari Manokwari khususnya bunga anggrek asli Manokwari.
Di sela-sela kendaraan hias, saya juga menyaksikan rombongan sepeda onthel yang dihiasi bunga. Mereka tergabung dalam Komunitas Setuamo (Sepeda Tua Manado) dan tampil berpakaian ala jaman penjajahan Belanda.
Kerukunan Umat Beragama (Dokpri)
Pagelaran ToF 2017 berjalan lancar. Atraksi Marching Band dari IPDN Sulut di Minahasa, tampil memukau dengan atraksi jalanannya. Rute pawai dari Stadion
Parasamya Babe Palar hingga Lapangan Rindam dari jam 10 pagi hingga akhirnya selesai sekitar jam 4 sore.
Warga ada yang kembali ke rumah masing-masing tetapi ada yang terus ke Lapangan Rindam untuk melihat pameran Perdagangan, Pariwisata, Investasi dan Florikultura dan pentas seni dengan bintang tamu Novita Dewi, runner up X-Factor Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya