Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tetap Ada Sepi

1 April 2016   20:31 Diperbarui: 1 April 2016   20:34 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

by tri lokon

Kau memberiku jalan ke setapak
Dan aku melewatinya tanpa jejak
lewat sebuah jembatan yang retak
di bawahnya air sungai mengalir sesak.

Kau memberiku waktu ke langit biru
Dan aku mengepakkan sayap-sayapku
berharap pada bintang biru, singgahlah
Untuk sebuah rindu, di saat hati kelam.

Kau memberiku sebuah ruang damba
Dan aku menghiasinya dengan sejuta lagu asa
untuk semakin sepi kita makin luruh di hati
Dan hidup itu bukan mencari luka duka.

Kau memberiku sepotong telaga warna
Dan aku berlayar dengan sampan dalamnya desah
Dari ujung dermaga hingga laut basah senja
Di situ mari kita labuhkan, labuhkan resah agar bahagia.

Kau serahkan sepotong puisi pagi sebuah
aku santap dengan secangkir kopi
dari bibir tipis kau racik kata benci
agar cinta terputus rinci,
di sudut hati.

Antara kau dan aku
tetap ada sepi
hingga mati.

01 April 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun