Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Karena Kompasiana, Saya Suka Traveling

16 September 2015   06:56 Diperbarui: 6 September 2017   09:56 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gara-gara Kompasiana, aku jadi suka traveling lho. Teman-teman percaya nggak dengan omongan saya itu? Kalau nggak percaya, boleh kok mampir di lapak saya. Di situ, kontribusi saya ada 369 tulisan sesuai dengan data statistik di bawah profile. Sebagian besar masuk di rubrik wisata atau jalan-jalan.

Tapi bagi yang percaya, ini dia alasannya mengapa karena Kompasiana, saya suka traveling. Simak ya. Soalnya hobi traveling itu bukan sekedar kebutuhan atau keinginan hati semata-mata atau diajak teman. Butuh sebuah proses panjang dari memilih mau pergi kemana dan berapa budgetnya. Dan itu berproses sejalan dengan postingan saya di "open blogging" Kompasiana.

Pada awal mulanya, saya membuat tulisan dengan cara mengalir saja. Apa yang ada dalam pikiran dan hati saya saya olah menjadi sebuah tulisan. Tak heran tulisan yang keluar berbentuk puisi, cerpen atau cermin. Ini bisa begitu karena karya sastra sering saya baca. Kandungan moral dan filsafatnya saya cari dan resap dari setiap karya sastra.

Ternyata tidak mudah untuk bisa konsisten menulis karya seperti itu. Karena itu, saya buka pintu dan berjalan keluar memandang alam di sekitar tempat tinggal saya. Waktu itu, yang paling menarik perhatian saya adalah letusan Gunung Lokon Tomohon. Jarak antara tempat tinggal saya dengan gunung berapi itu ya kurang lebih 5 km. Masuk daerah siaga bencana.

[caption caption="Foto saya masih "nongkrong" di Kompas Citizen Images (sumber: images.kompas.com)"][/caption]

Mengapa letusan Gunung Lokon menarik perhatian saya? Gunung itu punya lubang kawah (namanya Tompaluan) bukan di puncak gunung tetapi berada di antara Gunung Lokon dan gunung Empung samping kanannya. Ini unik pikir saya. Tak hanya itu, setiap kali Lokon meletus berita di media telivisi, koran cetak dan on line, heboh banget. Sementara, kalau ada yang tanya (terutama dari jauh) soal letusan itu, saya jawab dengan tenang bahwa saya aman.

Pada saat meletus, lubang itu menyemburkan abu vulkanik dengan ketinggian rata-rata 1500 m dan anehnya lagi abu vulkanik tidak jatuh di sekitar tempat tinggal saya tetapi bisa sampai ke Manado bahkan Bandara Sam Ratulangi menghentikan aktivitas penerbangan gara-gara abu letusan Gunung Lokon. Dan kejadian ini sudah sering kali saya lihat selama 9 tahun merantau di Tomohon.

Nah, setiap kali Gunung Lokon itu meletus, saya terdorong untuk membuat repotase dan kemudian saya posting ke Kompasiana. Tapi, saya tidak merasa puas kalau hanya tulisan saja. Foto-foto letusan saya sertakan dalam tulisan saya.

Ada foto so pasti ada kamera. Saya lalu terdorong beli kamera dlsr (sebelumnya saya punya kamera pocket) di kemudian hari karena ingin menyertakan foto-foto yang mumpuni dalam setiap repotase yang saya posting di Kompasiana.

Canon 550D dan kemudian 60D saya beli di Jakarta meski harus merogoh kocek dalam-dalam. Pertimbangan saya beli kamera itu karena ingin mensinergikan antara repotase dan foto sehingga pada akhirnya tulisan saya enak untuk dibaca. (Kampret bilang, biarkan foto berbicara sendiri).

Singkat kata, saya suka fotografi dan memposting tulisan berfoto di Kompasiana hingga menjadi kebiasaan. Aneh rasanya tulisan tak disertai foto. Ketika fotografi sudah menjadi kebutuhan, lalu saya ikut komunitas fotografi, seperti Kompasianer Hobi Jepret (Kampret) dan komunitas lokal dengan satu tujuan yaitu memperdalam ilmu fotografi. Pernah ikut kopdaran Kampret di Jogya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun