Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Lepas Lelah di Rumah Makan Danau Lido

17 Juni 2013   23:44 Diperbarui: 4 April 2017   18:03 5744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_260967" align="alignnone" width="600" caption="Difoto dari Tempat Parkir"][/caption] "Bapak Ibu, kita berhenti di Lido untuk diner sore sembari melepas perjalanan. Silahkan turun dan masuk di restoran terapung sebelah sana. Kita makan sore soalnya keburu malam tiba di Jakarta" ujar Dinar, panitia IIGCE 2013 sekaligus guide field trip kami ke Panas Bumi Gunung Salak. Meski perut belum keroncongan, 15 peserta field trip di bus saya, satu per satu turun. Tampak di bus kedua para peserta juga turun menuju ke restoran terapung di danau Lido, Puncak, Jawa Barat. Awalnya saya terkecoh dengan pintu masuk restoran ini. Ternyata pintu masuknya harus tutun ke tangga rasanya seperti mau masuk bunker. [caption id="attachment_260963" align="alignnone" width="600" caption="Rakit Pondok Makan yang Bisa Diajak Keliling Danau"]

1371486708321776689
1371486708321776689
[/caption] Setibanya di bawah, suasana unik langsung menyeruak di hati. Restoran ini berada di pinggir danau. Tampak pondok-pondok bambu didirikan di atas air dan selasar penghubungnya. Makin masuk ke dalam semakin saya melihat keunikan restoran ini. Sore itu saya melihat banyak orang Arab sedang menyantap pesanannya di pondok-pondok. Mereke tampak makan dengan lahap sambil bersenda gurau entah apa yang dibicarakan karena menggunakan bahasa Arab. Banyak orang Arab yang datang ke restoran itu membuat penasaran saya. Terlintas dalam benak saya, apakah mereka imigran gelap? Tapi pikiran itu saya buang jauh dan akhirnya saya menemukan jawabannya. "Orang Arab itu memang tinggal di sekitar Puncak untuk bisnis. Ada yang kawin dengan penduduk setempat" kata Dimas, panitia yang selalu menenteng video kameranya sepanjang perhelatan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition, 12-14 Juni 2013. [caption id="attachment_260964" align="alignnone" width="600" caption="Sensasi Sisa dan Rakit Berjalan"]
1371486812349574685
1371486812349574685
[/caption] Sejauh mata memandang, Danau Lido ini ramai dikunjungi orang untuk makan. Sepintas memang suasananya sangat menarik. Di atas danau ini tampak banyak rumah makan didirikan. Pemilik rumah makan menawarkan berbagai sensasi bagi para tamu yang pesan makan. Pondok-pondok makan yang saya lihat tadi ternyata bisa berlayar mengelilingi danau. Lho kok bisa bergerak ya? Ternyata pondok itu dilengkapi dengan mesin perahu berkapasitas 10 PK. Setelah pesanan makan tiba, tamu boleh minta diantar keliling danau sambil menyantap makan. "Berapa harganya kalau putar-putar keliling danau?" tanya saya kepada seorang pelayan resto. "Cuma Rp. 50.000,- sekali jalan kok Pak. Mau menyoba?" jawabnya sambil menawarkan kepada saya. [caption id="attachment_260968" align="alignnone" width="600" caption="Alat Sisa Rasa Stroberry"]
13714872301382195084
13714872301382195084
[/caption] Asyik juga ya sambil makan keliling danau menggunakan rakit pondok makan itu. Saya melihat para tamu silih berganti menggunkan transportasi bambu yang unik ini. Restoran terapung ini juga menawarkan alat isap rokok "Sisa" dengan rasa stroberry, apel dan coklat. Per alat, tamu harus bayar Rp. 50.000,- [caption id="attachment_260965" align="alignnone" width="600" caption="Restoran Terapung Nadar Lido"]
13714869021587038591
13714869021587038591
[/caption] "Pak, makanan sudah siap, silahkan di santap di ruang sebelah sana" kata Dinar menyapa bapak-bapak yang lagi asyik meihat-lihat keunikan rumah makan di Lido ini. [caption id="attachment_260966" align="alignnone" width="600" caption="Prasmanan Diner Sore"]
13714870251475406207
13714870251475406207
[/caption] Menu yang kami santap didominasi oleh ikan-ikan air tawar, seperti Mujaer, Ikan Mas, Gurameh dan lalapan Sunda. Suasana makan di pinggir Danau sore itu terasa mengasyikkan sembari melepas lelah perjalanan menembus kemacetan terutama saat melintas di pasar Caringin ruas jalan raya Sukabumi tadi. Meski dikawal polisi kemacetan tetap terjadi. Kenyang makan bersama di Lido Restaurant, saya dan rombongan kembali ke bus biru untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Bayangan makan di rumah makan terapung Lido masih membekas di benak saya. Selain sensasi yang ditawarkan berupa pondok makan berlayar keliling danau juga "Sisa" gaya Arab dengan rasa buah tadi. Tak terlepas dari pengamatan saya adalah adanya sampah-sampah plastik yang bertebaran di sekitar rumah makan terapung. "Sayang ya keunikan makan di danau Lido ini tercemar oleh limbah sampah yang dibuang di danau" kata teman saya yang duduk di samping saya. Komitmen pengelolaan sampah di objek wisata, memang terus-menerus diingatkan agar kebiasaan menjaga kebersihan dan kenyamanan yang ramah lingkungan bisa menjadi adat istiadat bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun