Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Agustus 2012: Birunya Langit, Cincin Matahari dan Blue Moon

3 Agustus 2012   12:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:17 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_197978" align="aligncenter" width="640" caption="Cincin Matahari Pada Lonceng"][/caption]

Secara kebetulan, tadi pagi (3/8) saya bangun lebih awal dari biasanya. Sekitar pukul 04.00 wita, saya sudah terbangun dari tidur. Rasa dingin masih terasa di badan. Namun, mata sudah tak mau dipejamkan lagi. Minum air putih segelas sudah menjadi kebiasaan saya acap kali bangun pagi. Rasa kering di tenggorokan pun lenyap setelah air putih membasahinya.

Subuh itu, langsung saya menyambar ipad di atas meja. Begitu menyala dan jaringan internet Wifi terkoneksi, facebook menjadi sasaran pertama. Notifikasi berwarna merah yang berjumlah 27 langsung saya tab dan terbuka. Dari sekian notif itu, langsung saya buka link dari Gilang Aghil Rahmawati, Kompasianer, salah satu anggota group Kampret yang isinya tentang fenomena “blue moon”.

[caption id="attachment_197979" align="aligncenter" width="640" caption="Purnama Di Atas Gunung Lokon"]

13439973291870438758
13439973291870438758
[/caption]

Di link itu, disebutkan bahwa akan terjadi dua kali bulan purnama pada tanggal 2 Agustus dan 31 Agustus 2012. Demikian diungkapkan oleh Thomas Djamaludin, Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

“Purnama akan terjadi dua kali dalam sebulan sesuai dengan perhitungan satu tahun Masehi terdiri dari 365, 2422 hari. Satu bulan ada 29,53 hari. Jadi, setiap tahun ada selisih 10,6 hari. Maka, setiap 2 atau 3 tahun akan terjadi kelebihan satu bulan. Itulah sebabnya dalam satu bulan terjadi dua kali purnama. Purnama kedua, akan terjadi pada tanggal 31 Agustus. Purnama kedua inilah yang disebut Blue Moon” ungkap Prof. Thomas Djamaludin.

“Meski blue moon hanya sebatas istilah namun bukan berarti bulan tidak bisa berubah warna. Jika di bumi terjadi kebakaran hutan atau letusan gunung berapi, sesaat setelahnya bulan bisa terlihat berwarna kebiruan. Jelaga dan partikel abu yang tersimpan di atmosferlah yang terkadang bisa membuat bulan berwarna biru.Bulan terlihat kebiruan saat asap akibat kebakaran hutan yang luas di bagian barat Kanada. Fenomena itu terlihat di bagian timur Amerika Utara pada akhir September 1950. Demikian pula saat terjadi letusan gunung Pinatubo di Filipina pada Juni 1991, bulan juga dilaporkan berwarna biru” lanjut Prof Thomas D menjelaskan mengapa bulan bisa menjadi biru. (sumber: www.idnewspaper.com)

[caption id="attachment_197980" align="aligncenter" width="640" caption="Bulan Purnama Pagi Di Lokon"]

13439973912131641288
13439973912131641288
[/caption]

Setelah membaca informasi itu, langsung saya keluar rumah dan memandang ke langit mencari bulan di antara pepohonan. Ternyata masih ada. Dan menariknya, saat itu bulan masih berada di atas Gunung Lokon.

Buru-buru saya langsung menyambar kamera di atas meja dan seperti biasanya mencari spot terbuka yang bisa “menjaring” purnama pagi itu.

Pagi itu, berada di lereng Gunung Mahawu, Tomohon, Sulut, angin masih bertiup agak kencang hingga gigil badan tak tertahankan rasanya kendati baju hangat masih menempel. Sempat saya ingin mengurungkan niat karena dingin itu. Namun ketika pesona landscape Gunung Lokon begitu menggoda, maka mulailah saya memencet shutter kamera berkali-kali. Tak lupa saya pun menoleh ke kiri ke kanan untuk mendapatkan sudut pandang terbaik untuk memotret.

[caption id="attachment_197981" align="aligncenter" width="640" caption="Langit Membiru Indah"]

13439974701396937013
13439974701396937013
[/caption]

Tanda-tanda terjadinya fenomena bulan purnama pertama ini sudah saya alami sehari sebelumnya. Entah mengapa, hari itu (2/8) langit membiru jernih pada pukul 07.00 hingga pukul 10.00 wita. Kejernihan langit yang membiru rupanya membuat indah alam sekitar. Takut kehilangan moment indah itu, dan keburu awan putih akan menutupinya, saya pun kembali memotretnya.

Pagi tadi sekitar jam 09.30, kembali fenomena alam saya saksikan. Munculnya cincin matahari, orang bilang begitu. Yaitu, di sekitar cahaya matahari muncul lingkaran mirip cincin dan warnanya seperti pelangi namun soft agak memudar.

[caption id="attachment_197982" align="aligncenter" width="640" caption="Sinergitas Alam Itu Memang Adil"]

13439975951330114905
13439975951330114905
[/caption]

“Enaknya, setiap hari disuguhi pemandangan alam yang indah-indah” imbuh Mbak Inge, Kompasianer, anggota Kampret lainnya, dalam komentarnya di facebok. Dalam hati saya hanya tersenyum girang. Alam memang adil.

Rabu, 1 Agustus yang lalu sekitar pukul 08.20 wita, saat masih di dalam rumah, dua kali saya merasakan gempa yang kemudian oleh BMKG disebutkan terjadi gempa berskala 5,1 Skala Ritcher (SR) pada kedalaman 36 km arah Barat Laut Tomohon. Gempa kedua yang terasa kuat daripada yang pertama.

[caption id="attachment_197983" align="aligncenter" width="640" caption="Cincin Matahari Di Antara Dedaunan"]

13439976901368371543
13439976901368371543
[/caption]

Namun begitu, kemarin dan hari ini, saya disuguhi langit yang biru dan cicin matahari yang mempesona indahnya. Begitulah, sinergitas alam, bangunan dan rohani terjadi di sekeliling kita. Harmonisasi alam ini perlu dijaga agar tidak merusak lingkungan dan berdampak pada “blue moon”. Mari kita tunggu, blue moon yang akan terjadi pada 31 Agustus nanti.

Foto-foto diambil dari dokumen pribadi (trilokon).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun