Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tomohon Tournament of Flower (TOF) Juli 2012, dan Catatan Kritis

4 Oktober 2011   05:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:21 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tomohon, kota sejuk di kaki Gunung Lokon dan Mahawu, akan kembali mengadakan iven besar dengan nama Tournament of Flower (ToF) Juli 2012 atau Tomohon Festival Flower (TFF). Rencana nya ada 96 Kota dan 45 kabupaten yang tergabung dalam APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) menjadi peserta dalam iven akbar ini.

Peserta dari luar negeri, seperti Vietnam, Korea, Rusia, India dan lainnya diharapkan akan ikut memeriahkan ToF seperti tahun lalu. Kemenbudpar juga mengagendakan acara kepariwisataan secara nasional bersamaan dengan perhelatan kegiatan ToF itu. Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Tomohon, Gerardus H Mogi pada hari Senin (3/10) kemarin seperti yang diberitakan oleh media Nasional dan lokal.

Informasi ToF 2012 ini, serta merta membawa “angin segar” bagi semua pihak yang merasa “diuntungkan” dari iven akbar ini. Seteguk kesegaran lahir batin bagi pelaku bisnis pariwisata dan sebagian besar masyarakat. Angin segar di tengah keraguan hati sebagian masyarakat atas kedatangan KPK dalam upayanya memberantas korupsi di daerah ini.

Rencana ToF 2012, sangat menarik untuk dicermati. Bukan karena mampu mendatangkan penonton hingga 20.000 orang termasuk wisatawan dari manca negara. Juga bukan karena menambah daya tarik wisatawan untuk berwisata ke Manado dan sekitarnya.

Tapi, pertanyaannya apakah penyelenggaraan ToF itu mampu meningkatkan perekonomian kerakyatan setempat atau justru sebaliknya menguras dana milyaran rupiah dari APBD dalam sekejap saja? Sebuah pertanyaan besar apabila hal itu dikaitan dengan pembangunan kapasitas masyarakat dan pemberdayaan sumber daya masyarakat dalam hal ini para petani bunga.

Indahnya Slogan Tak Seindah Petaninya

Slogan ToF, “Dengan Bunga Menyapa Dunia” atau “Pasadena of Roses-nya Indonesia”, sudah ditabuh dan digulirkan sejak pertama diselenggarakan pada bulan Juli 2008, dilanjutkan pada Juli 2010 dan akan diadakan lagi Juli 2012 nanti.

Baliho-baliho besar yang dipasang di pinggir jalan menuju kota Tomohon dipastikan mencatumkan slogan itu seperti tahun lalu. Daya sihir slogan itu membuat para petani bunga merasa bahagia karena bunga yang ditanam pasti akan dibeli oleh pemerintah dan ini menambah income tersendiri bagi mereka. Meski tujuan utamanya adalah mempromosi Tomohon sebagai kota bunga dan kota wista.

Indahnya slogan ToF harus dibayar mahal dalam pelaksanannya. Betapa tidak? Melihat kembali penyelenggaraan ToF sebelumnya, biaya untuk satu kendaraan hias bisa mencapai 30 juta rupiah (2008) dan 40 juta rupiah (2010). Mahalnya biaya ini dikarenakan adanya ribuan bunga ditancapkan pada pola desain yang digunakan di setiap kendaraan. Misalnya, wakil dari Papua tahun lalu menghias kendaraannya dengan burung Cendrawasih sehingga membutuhkan ribuan bunga dari berbagai warna dan jenis bunga yang berbeda.

Seandainya 96 kota dan 45 kabupaten masing-masing memamerkan kendaraan hiasnya, bisa dibayangkan berapa milyar rupiah yang dikeluarkan untuk itu. Ini baru kendaraan hias. Belum karpet bunga yang dibuat di lapangan sepakbola, seperti tahun 2008 yang lalu dan memecahkan rekor MURI. Tentunya masih ada biaya lain yang dikeluarkan untuk biaya operasional Panitia dan lain-lainnya. Sungguh fantatis jumlah bunga dan biaya yang digunakan untuk memeriahkan iven itu.

Meski terkesan mahal, namun kebutuhan ribuan bunga, seperti Aster Jepang, bunga Taikoko, bunga Sedap Malam, Bunga Crysan, dll untuk ToF menjadi berkah bagi para petani bunga. Sebuah asa besar bahwa bunga-bunga yang (disuruh) ditanam akan dibeli pada saat ToF dengan harga pantas tentunya. Jika bunganya tidak dibeli atau dibeli murah (per kuntum Rp. 500,-), akan membuat sengsara para petani bunga karena harga pasaran bisa mencapai Rp. 20.000,- lebih per kuntum tergantung jenis bunganya.

Diakui bahwa Tomohon memang sangat pontensial ditumbuhi oleh berbagai macam bunga. Bahkan, untuk meningkatkan pertanian bunga, sebelum ToF 2008, diadakan studi banding ke Belanda dan Pasadena. Study banding para penjabat Kota ini dalam rangka menjajaki kemungkinan Tomohon sebagai tempat industri bunga sehingga meningkatkan perekonomian kerakyatan melalui pengembangan pertanian bunga.

Nyatanya, sampai sekarang belum ada sentra industri bunga yang signifikan dibangun di Tomohon. Entah apa sebabnya. Yang saya ketahui, menjelang di adakan ToF, para petani baru menanam bunga sesuai yang dibutuhkan oleh panitia. Memang, para petani bunga Tomohon mempunyai kebiasaan menanam bunga menjelang Natal dan Tahun Baru yang sudah ditanam sejak bulan September ini.

[caption id="attachment_134922" align="aligncenter" width="622" caption="Tanaman Bunga Aster di Kakaskasen"][/caption]

Kemeriahan TOF Masih Kalah

Ternyata ToF tidak hanya menampilkan pawai akbar kendaraan hias saja yang menempuh jarak hampir 7 km di sepanjang jalan utama kota. Namun, ada kegiatan penunjang lainnya selama ToF diselenggarkan seperti Pemilihan Putri Bunga, Pameran Hortikultura dan Tanaman Bunga, Pagelaran Seni dan Budaya, Penyuluhan Pertanian Bunga, Seminar-seminar, Lomba Merangkai Bunga, dll.

Banyaknya kegiatan penunjang dalam rangka ToF sangat berarti bagi masyarakat terutama sekolah-sekolah yang mengharapkan adanya edukasi soal pertanian bunga dan kepedulian lingkungan. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa iven ToF ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan dalam negeri dan luar negeri ke Sulut dan khususnya ke Tomohon.

Jika target sasarannya adalah sebanyak mungkin mendatangkan wisatawan, maka sebaiknya Pemkot sejak dini mulai merancang bangun bentuk pawainya bukan hanya kendaraan hias saja tetapi sebuah “Carnival of Flowers” dengan memberi kesempatan putra-putri bunga berlenggak lenggok di canvas jalan dan diiriingi Marching Band berkostum bunga. Kemeriahan sebuah karnaval boleh belajar dari kota Jember atau Karnaval batik Solo atau kota-kota yang setiap tahun membuat pawai seperti Jakarta.

Semoga TOF 2012 nanti berjalan dengan sesuai dengan rencana sehingga anda pun bisa mempersiapkan diri untuk datang ke Tomohon untuk menyaksikan betapa spektakulernya Tournament of Flower di Tomohon atau “Pasadena of Roses-nya di Indonesia” pada bulan Juli 2012.

Sumber data dari berbagai tulisan di media.

Sumber foto dari James W dan Dolumen Pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun