[caption id="attachment_138640" align="aligncenter" width="614" caption="Mount Lokon Observatory Mengarah ke Gunung Lokon"][/caption]
Mount Lokon observatory (MLO) yang dibangun di kompleks SMA Lokon Tomohon. mempunyai tujuan (1) meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap astronomi (implementasinya: masyarakat diberi sosialisasi, publik bisa pakai teleskop di MLO, hal-hal terkait astronomi bukan barang 'asing' lagi; (2) pengembangan pendidikan astronomi di Tomohon dan Sulawesi Utara serta kawasan Timur Indonesia (implementasinya: astronomi di lokon menjadi Mata Pelajaran terstruktur, siswa-siswa di Sulut dan Indonesia Timur bisa mengadakan observasi atau penelitian yang berhubungan dengan tata surya atau ruang angkasa. Lebih lanjut, keberadaan MLO sebagai observatory pendidikan sekaligus menjadi observatory wisata atau wisata pendidikan.
Bangunan MLO sudah dirancang dengan baik. Di lantai 2, pengunjung bisa melihat simulasi dengan mengunakan world wide telescope dan Hubble untuk mendapatksn informasi aktual tentang 'kekayaan' angkasa luar. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi pengunjung untuk melakukan 'sesuatu' setelah tahu persis yang terjadi di luar angkasa.
[caption id="attachment_138638" align="alignleft" width="384" caption="Simulasi Astronomi OSN"][/caption]
Setelah menyaksikan dan menjalani simulasi di lantai 2, pengunjung bisa naik ke lantai 3. Di lantai paling atas ini pengunjung bisa mengadakan observasi langsung ke luar angkasa dengan bantuan teleskope yang ada. Dengan cara itu, diharapkan akan muncul pengetahuan, minat, sehingga terinspirasi untuk melakukan sesuatu berbasis pada pengetahuan astronomi yang didapatkan setelah melakukan simulasi tadi. Bagi para pelajar, mahasiswa, peneliti, adanya Mt. Lokon Obsertavory ini seperti mendapatkan surga yang menumbuhkan motivasi dan minat mempelajari tata surya dan hal-hal yang berkaitan dengan luar angkasa.
Diinformasikan, dalam gedung MLO tersedia 2 teleskop canggih. Yang pertama, Telescope Meade LX200 (teleskop otomatis, ada database sekitar 100.000 bintang/galaksi/planet dll, disediakan untuk observer tinggal pilih benda-benda angkasa mana yang akan dilihat. Satunya, teleskop Hunter, (manual), observer cari sendiri dan belajar apa yang dia temukan.
Biasanya di lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang studi astronomi menggunakan teleskop manual seperti Hunter. Kemudian siswa siswa dinilai misalnya apa yang ia temukan berdasar teori Astronomi yang ia kuasai. Disebutkan pula bahwa ruang simulasi itu nantinya terhubungan dengan teleskop HUBBLE yang merupakan teleskop dalam kategori World Wide Telescope.
Dome atau kubah MLO secara khusus diimport dari Australia (www.siriusobservatory.com). Diameter Dome panjangnya 3 meter dan dilengkapi dengan penggerak otomatis untuk buka tutup atap Dome dengan menggunakan tenaga surya. Bahan yang dipakai untuk kubah (Dome) terbuat dari fiberglass warna putih yang tahan dari segala cuaca.
"Mount Lokon Observatory" berlokasi di kompleks SMA Lokon, Kakaskasen Dua, Tomohon, Sulawesi Utara, rencana akan diresmikan hari ini oleh Gubernur Sulawesi Utara DR SH Sarundajang pd 22 Oktober 2011 pkl 18.00 WITA. Peresmian akan dihadiri Presiden Internasional Olympiade Astronomy and Astrophysic (IOAA) DR Chantief Kunjaya, sehari-hari dosen F-MIPA UGM Yogya, Kepala Observatorium Bosscha, Lembang, DR Hakim L Malasan & Rektor ITB Prof DR Akhmaloka. DR Mezak Rataq mantan Kepala Puslitbang Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) kini astronom di Yayasan Pendidikan Lokon yang diketuai oleh Bapak Ronald Korompis. Tomohon akan jadi tuan rumah Asia Pacific Astronomy Olimpiad (APAO) 2013.
Sumber tulisan dan photo dari Panitia Peresmian dan media lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H