Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100Puisi] Porter Nomor 30

17 Februari 2016   21:18 Diperbarui: 17 Februari 2016   21:30 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ini bukan orang kecil,
kata ayah orang kecil adalah orang yang lelah karena resahnya dilahap sang matahari.

"Lelah itu miskin, nak" katanya

Aku ini bukan orang kecil,
kata ayah orang kecil adalah orang yang kerdil
karena tidur beratapkan langit dan beralaskan tanah dan air.

"Kerdil itu diperintah terus" tegur ayahku

Aku ini bukan orang kecil,
meski ayah selalu bilang padaku orang kecil itu hidup ada di bawah, sekali tegak menjadi arang dan sekali hidup jadi sarang kemiskinan.

"Roda melindas raga di bawah" ucap sang ayah

Aku ini bukan orang kecil,
ayah selalu bilang, orang kecil itu berteman dengan lalat dan nyamuk, hidup kotor dan jorok.

"Kau tak punya martabat kaya, nak"

Lalu, kapan aku bukan orang besar,
kata ayahku mengalir saja seperti sungai dan batu-batu karena orang kecil itu sebuah nasib.

Itulah kata terakhir dari ayahku sebelum bulan jatuh di pinggir dermaga. Sebelum senja menelan asa di ujung langit.

"Perjalanan itu hanyalah sebuah langkah untuk mencari jejak yang kadang tak ada lagi jejaknya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun