Mohon tunggu...
Lord Ririd
Lord Ririd Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Like your dreams, Biidznillah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mensejukkan Masjid Tidak Harus dengan AC Orientalis

14 Juni 2013   09:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:02 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebagian tokoh merasa risih dengan bisingnya suara Masjid lalu dia mencari-cari alasan untuk mentertibkannya.Dikatakanlah : kita hidup di alam prural tidak bisa seenaknya begitu.Dicari-cari pula pasal-pasal perundangan yang mendukungnya.Ditambah pula membanding-bandingkannya dengan beberapa tempat.Meski demikian dia masih bagus dengan mengecualikan adzan dari aneka ragam kebisingan masjid.

Sebenarnyalah tidak harus jauh-jauh dicari alasan.Cukup dengan dalil-dalil fiqh tempat dari mana kebisingan itu dimunculkan sendiri bisa terumuskan hukum yang berbeda bahkan ini potensial lebih dekat ke kebenaran.
Silakan simak: Bising-bising masjid yang selain adzan alasan utama mereka yang melakukannya adalah "syiar" ,sedang syiar model ini adalah sunah belaka.Sementara menyakiti dan mengganggu orang adalah haram.Pada kaidah fiqh disebutkan bahwa bila berlawanan antara haram dan sunnah maka haram itu yang lebih harus dijauhi.Kaidah lain berkata DAR'UL MAFASID MUQODDAMUN 'ALA JALBIL MASHOLIH (menolak kejelekan lebih diutamakan dari pada menarik kebaikan).Keharaman adalah hal jelek.Mengganggu orang adalah jelek dan haram.Jangankan adzan ,orang misalnya baca al-qur'an di tengah-tengah orang tidur pada jam tidur adalah HARAM.Karena itu pula aplikasi syiar ini tidak boleh liar dan sembarangan.Kecuali memang pada komunitas terbatas dan homogen atau heterogen yang ada konsensus mereka bisa menerima kebisingan itu.Istilah fiqhnya adalah kerelaan publik.Masuk pula dalam contoh ini adalah para imam yang memanjangkan sholat melebihi adat.Hal tersebut boleh dilakukan bila para makmum rela diperpanjang.
Oleh sebab itu semua hendaknya para aktivis yang sok gagah-gagahan "syiar" itu bertapa lebih lama untuk bisa menerapkan nilai-nilai agama yang mudah dijalani dan enak ini tidak menjadi bumerang cuma karena kepicikan para oknumnya.Dalam sebuah nash disebutkan :BASSYIRU WALA TUNAFFIRU ,YASSIRU WALA TU'ASSIRU. (Jadikan mereka senang dengan agama jangan jadikan mereka lari,permudahlah mereka jangan kalian persulit) Dimana gerangan orang-orang yang berkoar-koar dakwah berkait nash tersebut.Nash yang menjadi garis dasar dalam aktivitas dakwah.Jika warga sekitar masjid menyaksikan masjid yang santun pasti mereka senang dan salut padanya,baik dengan aksi atau hati.Bisa jadi mereka akan akan dengan mudah dan bangga membesarkan masjid tersebut baik dengan finansial atau moral.Berbeda dengan masjid yang garang .Sedikit-sedikit main loud speaker.Katanya dakwah.Katanya syiar.Padahal realitanya merekalah yang lebih pantas didakwahi terlebih dahulu dalam menerapkan menerapkan nilai-nilai suci yang penuh kedamaian dan sesuai fitrah manusia itu.

ALLAH WALIYYUT TAUFIQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun