Oleh: Julianda BM
Di era modern yang serba cepat ini, banyak hal yang berubah, termasuk cara pandang dan perilaku manusia. Salah satu fenomena yang mengkhawatirkan adalah kemudahan orang untuk berucap janji, namun dengan mudah pula mengingkarinya.
Dahulu, janji dianggap sebagai sesuatu yang sakral dan berharga. Orang-orang berhati-hati sebelum mengucapkannya, karena mereka sadar akan konsekuensi jika ingkar janji. Integritas dan kepercayaan menjadi fondasi utama dalam menjalin hubungan.
Namun, kini, janji bagaikan angin yang mudah terbawa. Orang-orang dengan mudahnya melontarkan janji, tanpa memikirkan kemampuan dan konsekuensinya.Â
Hal ini bagaikan bom waktu yang siap meledak dan menggerus kepercayaan dalam hubungan antar manusia.
Mengapa Orang Mudah Berucap Janji dan Gampang Mengingkarinya?
Beberapa faktor yang mendasari fenomena ini:
Pertama, Kurangnya Tanggung Jawab.
Di era individualisme ini, banyak orang yang lebih mementingkan diri sendiri daripada komitmen mereka. Mereka mudah tergoda untuk mengingkari janji demi keuntungan pribadi.
Kedua, Gaya Hidup Instan.
Keinginan untuk mendapatkan hasil yang cepat dan mudah membuat orang mengabaikan proses dan konsekuensi. Janji menjadi alat untuk mencapai tujuan, tanpa mempertimbangkan kemampuan dan komitmen untuk menepatinya.
Ketiga, Rendahnya Integritas.
Nilai-nilai moral dan integritas mulai terkikis di era modern ini. Orang lebih mengedepankan ego dan kepentingan pribadi daripada kejujuran dan tanggung jawab.
Keempat, Kurangnya Keteladanan.
Minimnya figur panutan yang menunjukkan pentingnya menepati janji dapat menyebabkan generasi muda meniru perilaku mudah berjanji dan ingkar janji.
Dampak Negatif dari Kemudahan Mengingkari Janji
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan akibat seringnya mengingkari janji.
Pertama, Hilangnya Kepercayaan.
Ketika janji mudah diingkari, kepercayaan dalam hubungan antar manusia pun akan runtuh. Orang menjadi ragu dan curiga satu sama lain, sehingga menghambat komunikasi dan kerjasama.
Kedua, Rusaknya Hubungan.
Ingkar janji dapat merusak hubungan personal, profesional, dan bahkan sosial. Kekecewaan dan rasa dikhianati dapat menyebabkan perselisihan, dendam, dan bahkan memutus tali silaturahmi.
Ketiga, Menurunnya Integritas Bangsa.
Jika budaya ingkar janji menjadi kebiasaan, integritas bangsa pun akan tercoreng. Hal ini dapat menghambat kemajuan dan pembangunan nasional.
Sebagai ilustrasi bagi kita, bayangkan sebuah dunia di mana janji bagaikan permata yang berkilau, dijaga dengan sepenuh hati.Â
Setiap kata yang terucap memiliki makna dan konsekuensi. Orang-orang saling percaya dan bahu membahu karena mereka yakin bahwa janji akan ditepati.
Dunia seperti ini bukan utopia, tapi bisa menjadi kenyataan jika kita mulai dari diri sendiri. Mari kita budayakan untuk berpikir sebelum berjanji, dan menepati setiap janji yang kita ucapkan.
Ingatlah, janji bukan sekadar kata-kata, tapi cerminan diri dan komitmen kita untuk membangun hubungan yang kokoh dan saling percaya.
Mari bersama-sama ciptakan dunia di mana janji memiliki nilai dan makna, dan menjadi fondasi kokoh bagi masa depan yang lebih cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H