Adzan Maghrib berkumandang, mengantarkan pada momen berbuka puasa bersama. Hangatnya kebersamaan terasa begitu nyata, saat Walikota dan rombongan berbuka puasa bersama para jamaah dan masyarakat setempat.
Usai menunaikan shalat Maghrib, suasana haru menyelimuti saat Walikota menyerahkan santunan kepada anak yatim dan fakir miskin.Â
Senyum dan tawa mereka menjadi bukti nyata bahwa tradisi ini tak hanya membawa berkah spiritual, tetapi juga kebahagiaan bagi mereka yang membutuhkan.
Tradisi Safari Ramadhan tak berhenti di situ. Bantuan peralatan atau uang pun diberikan untuk keperluan masjid ataupun mushalla yang menjadi tempat acara.Â
Hal ini merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap sarana ibadah di Subulussalam.
Camat dan perangkat desa setempat turut hadir dalam acara ini, menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun Subulussalam yang lebih baik.
Agar tradisi ini dapat menjangkau lebih banyak desa, tim Safari Ramadhan dibagi menjadi 4 tim dengan lokasi yang berbeda.Â
Hal ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa setiap desa di Subulussalam merasakan kehangatan dan berkah Ramadhan.
Lebih dari Sekadar Tradisi
Safari Ramadhan bukan sekadar tradisi turun-temurun. Tradisi ini memiliki makna yang begitu dalam, yaitu:
- Mempererat tali silaturahmi antara Walikota, Forkopimda, dan masyarakat.
- Menyebarkan syiar Islam dan meningkatkan keimanan di bulan Ramadhan.
- Memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
- Meningkatkan rasa kepedulian terhadap pembangunan masjid dan mushalla.
- Memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
Tradisi Safari Ramadhan di Subulussalam menjadi contoh nyata bagaimana sebuah tradisi dapat menyatukan hati dan membawa berkah bagi semua.Â
Dalam momen ini, tercipta rasa kebersamaan, kepedulian, dan semangat untuk membangun Subulussalam yang lebih sejahtera dan religius.