Oleh: Julianda BM
Palembang, kota yang terkenal dengan Jembatan Ampera dan Sungai Musi yang memesona, kini dihadapkan pada sebuah tantangan besar: perubahan iklim. Dampak perubahan iklim, seperti naiknya permukaan laut, banjir rob, dan kekeringan, sudah mulai terasa di kota ini.
Palembang, yang memiliki dataran rendah dan pesisir yang luas, sangat rentan terhadap naiknya permukaan laut. Banjir rob, yang dulunya hanya terjadi beberapa kali dalam setahun, kini semakin sering terjadi dan semakin parah.Â
Banjir rob ini tidak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga merusak infrastruktur dan ekonomi kota.
Dampak perubahan iklim lainnya yang sudah terasa di Palembang adalah kekeringan. Kekeringan ini menyebabkan krisis air bersih dan gagal panen, yang berakibat pada kesulitan ekonomi bagi masyarakat.
Menghadapi kenyataan ini, adaptasi dan mitigasi menjadi dua kunci utama untuk menjaga ketahanan kota Palembang. Adaptasi mengacu pada upaya untuk menyesuaikan diri dengan dampak perubahan iklim yang sudah terjadi, sedangkan mitigasi mengacu pada upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
Upaya adaptasi yang dapat dilakukan di Palembang antara lain:
- Membangun tanggul laut dan infrastruktur lainnya untuk melindungi pesisir dari banjir rob. Contohnya, pembangunan tanggul laut di kawasan Tanjung Api-Api dan Pulau Kemaro.
- Meningkatkan sistem drainase kota untuk mengatasi banjir. Contohnya, normalisasi Sungai Musi dan pembangunan drainase di kawasan pemukiman.
- Mengembangkan varietas tanaman yang tahan kekeringan. Contohnya, pengembangan padi gogo dan jagung tahan kekeringan.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan cara-cara untuk beradaptasi. Contohnya, melalui penyuluhan, seminar, dan kampanye di media sosial.
Upaya mitigasi yang dapat dilakukan di Palembang antara lain:
- Mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih ke energi terbarukan. Contohnya, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atap bangunan dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di pesisir pantai.
- Meningkatkan efisiensi energi di berbagai sektor. Contohnya, penggunaan lampu LED di perkantoran dan penerapan program hemat energi di industri.
- Melestarikan hutan dan lahan gambut yang berperan penting dalam menyerap emisi gas rumah kaca. Contohnya, penanaman kembali hutan yang gundul dan rehabilitasi lahan gambut.
Pemerintah Kota Palembang telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi perubahan iklim. Di antaranya adalah dengan membangun tanggul laut, meningkatkan sistem drainase, dan mengembangkan program penghijauan.
Namun, upaya ini perlu terus ditingkatkan dan diperluas. Diperlukan juga kerjasama dari semua pihak, termasuk masyarakat, akademisi, dan dunia usaha, untuk menjaga ketahanan kota Palembang terhadap perubahan iklim.