Oleh: Julianda BM
Hutan, paru-paru dunia, kini terancam oleh deforestasi yang kian menggila. Keberlanjutan, sebuah konsep yang digemakan di berbagai forum internasional, seakan terlupakan di tengah laju kerusakan hutan yang tak terkendali.Â
Ironisnya, deforestasi tak hanya merenggut nyawa hutan, tapi juga menggerogoti kehidupan manusia dan masa depan planet ini.
Di Indonesia, deforestasi menjadi momok menakutkan. Data menunjukkan bahwa laju deforestasi di Indonesia masih tergolong tinggi, dengan rata-rata kehilangan hutan primer sekitar 1,1 juta hektar per tahun antara tahun 2000 dan 2018. (Sumbernya klik di sini)
Penyebabnya beragam, mulai dari alih fungsi hutan untuk perkebunan, pertambangan, dan pembangunan infrastruktur, hingga penebangan liar dan pembukaan lahan ilegal.
Dampak deforestasi pun tak kalah mengerikan. Hilangnya hutan tak hanya mengakibatkan hilangnya habitat flora dan fauna, tapi juga memperparah krisis iklim, meningkatkan emisi gas rumah kaca, dan mengganggu keseimbangan hidrologi. Banjir, longsor, dan kekeringan menjadi konsekuensi yang harus ditanggung manusia.
Di tengah situasi yang kian memprihatinkan ini, pertanyaan tentang keberlanjutan menjadi semakin relevan. Bagaimana kita bisa menyeimbangkan kebutuhan manusia dengan kelestarian hutan? Mungkinkah mencapai pembangunan berkelanjutan tanpa mengorbankan hutan?
Jawabannya adalah ya, dengan catatan kita memiliki komitmen dan kemauan yang kuat. Upaya serius dan terintegrasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, masyarakat sipil, hingga individu, sangatlah dibutuhkan untuk menghentikan deforestasi dan mewujudkan keberlanjutan.
Pemerintah perlu memperkuat kebijakan dan penegakan hukum terkait kehutanan. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku deforestasi ilegal, termasuk perusahaan besar, menjadi kunci untuk mencegah kerusakan hutan lebih lanjut.
Di sisi lain, sektor swasta perlu didorong untuk menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Industri yang bergantung pada hutan, seperti industri kayu dan kertas, harus memastikan bahwa bahan bakunya berasal dari sumber yang legal dan berkelanjutan.