Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Dampak Keberpihakan Presiden pada Salah Satu Capres bagi Keberlangsungan Demokrasi Indonesia

27 Januari 2024   12:01 Diperbarui: 27 Januari 2024   12:10 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang didasarkan pada kedaulatan rakyat. Dalam sistem demokrasi, rakyat memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum. Pemilihan umum merupakan sarana bagi rakyat untuk menentukan pemimpinnya.

Pemilu merupakan momen yang penting dalam demokrasi. Melalui pemilu, rakyat dapat menentukan masa depan bangsanya. Untuk itu, pemilu harus dilaksanakan secara jujur, adil, dan transparan.

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi hasil pemilu adalah keberpihakan presiden pada salah satu capres. Keberpihakan presiden dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. 

Keberpihakan secara langsung dapat dilakukan dengan cara memberikan dukungan finansial, politik, atau bahkan militer kepada salah satu capres. Keberpihakan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara menggunakan kekuasaannya untuk memanipulasi hasil pemilu.

Keberpihakan presiden pada salah satu capres dapat berdampak negatif bagi keberlangsungan demokrasi Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak negatif tersebut:

1. Menghambat persaingan yang sehat

Keberpihakan presiden pada salah satu capres dapat menghambat persaingan yang sehat dalam pemilu. 

Capres yang didukung oleh presiden akan memiliki keuntungan yang lebih besar daripada capres yang tidak didukung oleh presiden. 

Hal ini dapat menyebabkan persaingan yang tidak seimbang dan dapat merugikan capres yang tidak didukung oleh presiden.

2. Merugikan rakyat

Keberpihakan presiden pada salah satu capres dapat merugikan rakyat. Hal ini karena capres yang didukung oleh presiden akan lebih mudah untuk memenangkan pemilu. 

Capres yang memenangkan pemilu akan memiliki kekuasaan untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang akan berdampak pada kehidupan rakyat. 

Jika capres yang memenangkan pemilu adalah capres yang tidak didukung oleh rakyat, maka kebijakan-kebijakan yang diambilnya dapat merugikan rakyat.

3. Memperburuk polarisasi politik

Keberpihakan presiden pada salah satu capres dapat memperburuk polarisasi politik di Indonesia. 

Hal ini karena dukungan presiden kepada salah satu capres akan membuat pendukung capres yang lain merasa tidak puas. Hal ini dapat menyebabkan konflik dan ketegangan antar pendukung capres yang berbeda.

4. Melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah

Keberpihakan presiden pada salah satu capres dapat melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Hal ini karena masyarakat akan merasa bahwa pemerintah tidak adil dan tidak profesional. 

Hal ini dapat menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah dan dapat berdampak pada stabilitas politik dan keamanan negara.

Untuk mencegah dampak negatif dari keberpihakan presiden pada salah satu capres, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga netralitas presiden dalam pemilu. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan:

1. Memperkuat lembaga-lembaga pengawas pemilu

Lembaga-lembaga pengawas pemilu harus diperkuat agar dapat mengawasi pelaksanaan pemilu secara independen dan profesional. 

Hal ini dapat mencegah terjadinya kecurangan dan manipulasi hasil pemilu.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya netralitas presiden dalam pemilu

Masyarakat perlu ditingkatkan kesadarannya tentang pentingnya netralitas presiden dalam pemilu. 

Masyarakat harus memahami bahwa keberpihakan presiden pada salah satu capres dapat berdampak negatif bagi keberlangsungan demokrasi.

3. Melakukan reformasi sistem politik

Sistem politik Indonesia perlu direformasi agar dapat menjamin netralitas presiden dalam pemilu. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah ketentuan-ketentuan yang memungkinkan presiden untuk melakukan keberpihakan pada salah satu capres.

Keberlangsungan demokrasi Indonesia sangat bergantung pada netralitas presiden dalam pemilu. 

Jika presiden tidak netral dalam pemilu, maka hal ini dapat mengancam keberlangsungan demokrasi Indonesia. 

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga netralitas presiden dalam pemilu.

Kesimpulan

Keberpihakan presiden pada salah satu capres dapat berdampak negatif bagi keberlangsungan demokrasi Indonesia. 

Dampak negatif tersebut antara lain menghambat persaingan yang sehat, merugikan rakyat, memperburuk polarisasi politik, dan melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. 

Untuk mencegah dampak negatif tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga netralitas presiden dalam pemilu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun