Oleh: Julianda BM
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Kondisi ini ditandai dengan tinggi badan anak di bawah standar usianya. Stunting dapat berdampak buruk pada kesehatan, perkembangan, dan produktivitas anak di masa depan.
Penanggulangan stunting merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, seperti pemberian bantuan pangan, peningkatan akses kesehatan, dan edukasi gizi, telah membuahkan hasil. Namun, angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu 24,3% pada tahun 2022.
Salah satu faktor yang menghambat penanggulangan stunting adalah kesenjangan pendapatan. Kesenjangan pendapatan adalah ketimpangan antara pendapatan orang kaya dan miskin. Kesenjangan pendapatan yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya ketidakmerataan dalam akses terhadap gizi, kesehatan, dan pendidikan.
Anak-anak dari keluarga miskin lebih rentan mengalami stunting karena mereka memiliki akses yang lebih terbatas terhadap gizi, kesehatan, dan pendidikan. Keluarga miskin seringkali tidak mampu menyediakan makanan bergizi untuk anak-anaknya. Mereka juga lebih sulit mengakses layanan kesehatan dan pendidikan.
Kesenjangan pendapatan juga dapat menghambat upaya-upaya penanggulangan stunting yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah seringkali kesulitan untuk menjangkau keluarga miskin di daerah terpencil. Selain itu, anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan stunting seringkali tidak mencukupi.
Berikut adalah beberapa dampak kesenjangan pendapatan terhadap penanggulangan stunting:
- Akses terhadap gizi
Anak-anak dari keluarga miskin lebih rentan mengalami stunting karena mereka memiliki akses yang lebih terbatas terhadap gizi. Keluarga miskin seringkali tidak mampu menyediakan makanan bergizi untuk anak-anaknya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Akses terhadap kesehatan
Anak-anak dari keluarga miskin juga lebih rentan mengalami stunting karena mereka memiliki akses yang lebih terbatas terhadap kesehatan. Keluarga miskin seringkali tidak mampu mengakses layanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Akses terhadap pendidikan
Anak-anak dari keluarga miskin juga lebih rentan mengalami stunting karena mereka memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pendidikan. Keluarga miskin seringkali tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: