Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Perlindungan Hak Asasi Perempuan dan Anak Rohingya

30 Desember 2023   13:52 Diperbarui: 30 Desember 2023   13:55 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Julianda BM

Perempuan dan anak Rohingya adalah kelompok yang paling rentan terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Mereka telah mengalami berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi, baik di Myanmar maupun di negara-negara pengungsian.

Pada tahun 2017, militer Myanmar melakukan serangan brutal terhadap warga Rohingya di Rakhine. Serangan tersebut menyebabkan lebih dari 700.000 orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh. (Sumber di sini)

Di Bangladesh, perempuan dan anak Rohingya terus mengalami berbagai bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual, perdagangan manusia, dan diskriminasi dalam mengakses pendidikan dan layanan kesehatan.

Perlindungan hak asasi perempuan dan anak Rohingya adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, masyarakat internasional, dan organisasi kemanusiaan harus bekerja sama untuk memberikan perlindungan yang efektif bagi mereka.

Perempuan Rohingya: Korban Kekerasan Seksual

Salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang paling mengerikan yang dialami oleh perempuan Rohingya adalah kekerasan seksual. Kekerasan seksual ini dilakukan oleh militer Myanmar, aparat keamanan, dan bahkan warga setempat.

Menurut laporan Human Rights Watch, lebih dari 10.000 perempuan Rohingya telah menjadi korban kekerasan seksual. Kekerasan tersebut meliputi pemerkosaan, pelecehan seksual, dan perbudakan seksual.

Kekerasan seksual terhadap perempuan Rohingya memiliki dampak yang sangat traumatis. Para korban mengalami trauma fisik dan psikologis yang mendalam. Mereka juga rentan terhadap penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Anak Rohingya: Korban Diskriminasi

Anak-anak Rohingya juga menjadi korban diskriminasi di Myanmar dan negara-negara pengungsian. Mereka mengalami diskriminasi dalam mengakses pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan kerja.

Di Myanmar, anak-anak Rohingya tidak memiliki akses ke pendidikan formal. Mereka hanya dapat bersekolah di sekolah-sekolah yang dikelola oleh komunitas Rohingya sendiri. Sekolah-sekolah tersebut seringkali kekurangan fasilitas dan tenaga pengajar.

Di negara-negara pengungsian, anak-anak Rohingya juga mengalami diskriminasi dalam mengakses pendidikan. Mereka seringkali sulit diterima di sekolah-sekolah lokal.

Selain diskriminasi dalam mengakses pendidikan, anak-anak Rohingya juga mengalami diskriminasi dalam mengakses layanan kesehatan. Mereka seringkali kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai, terutama layanan kesehatan reproduksi.

Perlindungan Hak Asasi Perempuan dan Anak Rohingya

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi hak asasi perempuan dan anak Rohingya, antara lain:

  • Menuntut pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia

Pemerintah Myanmar dan aktor-aktor lain yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap perempuan dan anak Rohingya harus dituntut pertanggungjawabannya. Hal ini dapat dilakukan melalui jalur hukum internasional atau melalui jalur hukum nasional.

  • Meningkatkan akses perempuan dan anak Rohingya ke layanan perlindungan

Pemerintah dan organisasi kemanusiaan harus meningkatkan akses perempuan dan anak Rohingya ke layanan perlindungan, seperti layanan kesehatan, layanan hukum, dan layanan psikososial.

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat internasional

Masyarakat internasional perlu meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran hak asasi manusia terhadap perempuan dan anak Rohingya. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye-kampanye kesadaran publik dan melalui advokasi kepada pemerintah dan organisasi internasional.

Kesimpulan

Perempuan dan anak Rohingya adalah korban pelanggaran hak asasi manusia yang serius. Mereka membutuhkan perlindungan yang efektif dari pemerintah, masyarakat internasional, dan organisasi kemanusiaan.

Dengan bekerja sama, kita dapat memberikan perlindungan yang efektif bagi perempuan dan anak Rohingya dan membantu mereka untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun