Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Masa Depan yang Damai untuk Anak dan Perempuan

8 Desember 2023   00:01 Diperbarui: 8 Desember 2023   00:22 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: debusana.com 

Anak dan perempuan adalah kelompok yang paling rentan terhadap kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia dalam situasi konflik. Mereka sering menjadi sasaran serangan, kekerasan seksual, dan eksploitasi. 

Konflik internasional dan aksi kekerasan bersenjata yang berkepanjangan dapat berdampak buruk bagi masa depan anak dan perempuan, baik secara fisik, mental, maupun sosial.

Konflik internasional dapat menyebabkan kerusakan fisik dan infrastruktur yang parah. Hal ini dapat menghambat akses anak dan perempuan terhadap pendidikan, kesehatan, dan layanan lainnya. 

Konflik juga dapat menyebabkan perpecahan sosial dan keluarga, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan anak dan perempuan.

Kekejaman seksual dalam perang adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang paling mengerikan. Anak dan perempuan sering menjadi korban kekerasan seksual oleh pasukan bersenjata, baik dari pihak pemerintah maupun pihak pemberontak. 

Kekerasan seksual dapat menyebabkan trauma fisik dan psikologis yang mendalam, yang dapat berlangsung seumur hidup.

Eksploitasi ekonomi juga merupakan masalah serius yang dihadapi anak dan perempuan dalam situasi konflik. Anak dan perempuan sering dipaksa untuk bekerja di bawah kondisi yang berbahaya, seperti pertambangan, pertanian, atau industri seks. Eksploitasi ekonomi dapat menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan penyakit.

Hukum internasional memiliki peran penting dalam melindungi anak dan perempuan dalam situasi konflik. Konvensi-konvensi internasional, seperti Konvensi tentang Hak Anak (CRC) dan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak dan perempuan, termasuk dalam situasi konflik.

Hukum internasional juga mengatur tentang tanggung jawab negara untuk melindungi warganya dari kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Negara-negara memiliki kewajiban untuk menegakkan hukum dan memastikan bahwa warganya, termasuk anak dan perempuan, terlindungi dari kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Meskipun hukum internasional telah memberikan perlindungan yang signifikan bagi anak dan perempuan dalam situasi konflik, masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa perlindungan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun