Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Setiap tahun, Indonesia mencatat ribuan kasus DBD, bahkan ratusan kematian.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD, antara lain dengan penyuluhan kesehatan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan penggunaan obat nyamuk. Namun, upaya-upaya tersebut belum sepenuhnya berhasil menekan angka kasus DBD.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi baru untuk mencegah penyebaran DBD. Salah satu inovasi yang berpotensi untuk menjadi game changer dalam penanggulangan DBD adalah Wolbachia.
Apa itu Wolbachia?
Wolbachia adalah bakteri komensal yang hidup di dalam sel tubuh serangga, termasuk nyamuk Aedes aegypti. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk melumpuhkan virus dengue di dalam tubuh nyamuk.
Wolbachia dapat diintroduksi ke dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti melalui berbagai metode, antara lain dengan penyuntikan, perendaman, dan injeksi telur. Setelah diintroduksi, Wolbachia akan diwariskan secara genetik kepada keturunan nyamuk.
Efektifitas Wolbachia dalam Mencegah DBD
Efektivitas Wolbachia dalam mencegah penyebaran DBD telah terbukti dalam berbagai penelitian. Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti yang mengandung Wolbachia mampu mencegah penularan virus dengue hingga 100%.
Penelitian lain yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa implementasi Wolbachia di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul mampu menekan kasus DBD hingga 77%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Wolbachia merupakan teknologi yang efektif untuk mencegah penyebaran DBD.