Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Politik Bermuka Dua: Adem di Muka, di Hati Belum Tentu

1 November 2023   17:20 Diperbarui: 1 November 2023   17:23 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Pada hari Senin, 30 Oktober 2023, tiga bakal calon presiden (capres) Indonesia, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, menghadiri undangan makan siang Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta. 

Acara ini menjadi salah satu momen politik yang menarik perhatian publik, karena menghadirkan tiga sosok yang memiliki peluang besar untuk menjadi presiden Indonesia selanjutnya.

Dalam acara tersebut, ketiga capres terlihat berbincang akrab dengan Jokowi. Mereka juga saling memberikan pujian satu sama lain. 

Anies menyebut Jokowi sebagai pemimpin yang visioner, Ganjar menyebut Jokowi sebagai sosok yang merakyat, dan Prabowo menyebut Jokowi sebagai pemimpin yang berintegritas.

Acara makan siang tersebut seolah menjadi simbol rekonsiliasi politik di Indonesia. Ketiga capres yang selama ini kerap berseteru terlihat bersatu dalam satu meja. 

Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat Indonesia, yang berharap agar politik di Indonesia dapat berjalan lebih santun dan konstruktif.

Namun, di balik acara makan siang yang adem ayem tersebut, tersimpan potensi politik bermuka dua. Ketiga capres tersebut tentu memiliki agenda politik masing-masing. Mereka tidak akan segan-segan untuk saling menyerang jika diperlukan.

Hal ini terlihat dari pernyataan-pernyataan ketiga capres selama ini. Anies kerap mengkritik kebijakan-kebijakan Jokowi, Ganjar kerap diserang oleh pendukung Prabowo, dan Prabowo kerap dianggap sebagai sosok yang anti-pluralisme.

Politik bermuka dua memang bukan hal baru dalam dunia politik. Hal ini sering terjadi karena para politisi memiliki kepentingan politik yang berbeda-beda. 

Mereka akan berusaha untuk tampil baik di depan publik, tetapi di belakang layar, mereka bisa saja melakukan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang mereka ucapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun