Bencana banjir dan longsor yang melanda Kota Subulussalam pada tanggal 27-28 Oktober 2023 telah menimbulkan kerugian material dan korban jiwa.Â
Banjir merendam belasan desa di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Rundeng, Sultan Daulat, dan Longkib. Longsor menyebabkan lima korban meninggal dunia, tiga di antaranya masih hilang.
Bencana ini merupakan peringatan bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap bencana alam.Â
Kota Subulussalam merupakan daerah yang rawan bencana alam, terutama banjir dan longsor. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Topografi Kota Subulussalam yang berbukit dan bergunung.
- Curah hujan yang tinggi, terutama pada musim hujan.
- Lahan kritis dan erosi.
Bencana banjir dan longsor di Kota Subulussalam ini menjadi bukti bahwa bencana alam tidak bisa diprediksi dan bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, kita harus selalu siap menghadapinya.
Beberapa hal penting yang dapat kita lakukan untuk menghadapi bencana alam:
Pertama, meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Kita harus selalu waspada terhadap tanda-tanda akan terjadinya bencana alam, seperti perubahan cuaca yang ekstrem.Â
Kita juga harus memiliki rencana dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk menghadapi bencana alam.
Kedua, melakukan mitigasi bencana. Pemerintah dan masyarakat harus melakukan mitigasi bencana untuk mengurangi risiko terjadinya bencana alam.Â
Mitigasi bencana dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membangun infrastruktur yang tahan bencana, melakukan reboisasi, dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana.