Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Gibran, dari Anak Emas Menjadi Anak Bawang?

22 Oktober 2023   08:01 Diperbarui: 23 Oktober 2023   02:39 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber :VIVA/M Ali Wafa

Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, pernah digadang-gadang sebagai calon wakil presiden yang paling berpeluang mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Namun, seiring berjalannya waktu, posisi Gibran semakin rapuh.

Elektabilitas Meredup

Salah satu penyebabnya adalah elektabilitas Gibran yang semakin meredup. Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada bulan September 2023, elektabilitas Gibran hanya sebesar 6,5 persen, turun dari 12,6 persen pada bulan Mei 2023. Turunnya elektabilitas Gibran ini diduga karena beberapa faktor, antara lain:

  • Putusan MK No. 90/2023 yang memberikan ruang bagi Gibran untuk mencalonkan diri sebagai cawapres, meski belum memenuhi syarat usia 40 tahun. Putusan ini menuai kontroversi dan banyak pihak yang menilainya inkonstitusional.
  • Elektabilitasnya semakin menurun pasca Putusan MK, sebagaimana diungkapkan oleh Rocky Gerung dalam kalan YouTube miliknya.
  • Persaingan yang semakin ketat dari sejumlah tokoh lain, seperti Erick Thohir dan Kofifah Indar Parawansa.

Keinginan Prabowo untuk mencari sosok Nahdliyyin

Selain elektabilitas yang meredup, posisi Gibran juga semakin rapuh karena keinginan Prabowo untuk mencari sosok cawapres yang berasal dari kalangan Nahdliyyin. Prabowo menyadari bahwa dukungan dari kalangan NU sangat penting untuk memenangkan Pilpres 2024.

Sementara Gibran, sebagai putra sulung Jokowi, dianggap sebagai representasi dari kelompok nasionalis. Hal ini bisa menjadi penghambat bagi Prabowo untuk mendapatkan dukungan dari kalangan NU.

Akibatnya, Gibran bisa jadi bukan lagi sebagai anak emas, melainkan anak bawang dalam nominasi cawapres.

Prabowo bisa saja tetap mencalonkan Gibran sebagai cawapres, namun dengan konsekuensi yang besar. Prabowo harus siap menghadapi tantangan dari kalangan NU, yang bisa berujung pada berkurangnya dukungan dari kelompok ini.

Selain itu, Prabowo juga harus siap menghadapi risiko bahwa Gibran tidak bisa memberikan kontribusi yang signifikan dalam memenangkan Pilpres 2024.

Dengan posisi yang semakin rapuh, Gibran harus bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitasnya dan meyakinkan Prabowo bahwa dia adalah sosok yang tepat untuk menjadi cawapres.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun