Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Cawapres Harus NU?

19 Oktober 2023   08:00 Diperbarui: 19 Oktober 2023   08:05 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Nahdlatul Ulama. Dok. JawaPos 


Dalam kontestasi politik, suara merupakan hal yang sangat penting. Semakin banyak suara yang diraih, semakin besar pula peluang untuk memenangkan pemilihan. Oleh karena itu, para calon presiden atau partai pengusung akan berusaha untuk meraih sebanyak mungkin suara dari berbagai kalangan, termasuk dari kalangan Nahdliyin.

Nahdliyin adalah sebutan bagi warga Nahdlatul Ulama (NU), organisasi massa Islam terbesar di Indonesia. Jumlah warga NU diperkirakan mencapai 140 juta orang, atau sekitar 56,9% dari total penduduk Indonesia yang beragama Islam. Jumlah yang sangat besar ini menjadikan suara NU sebagai salah satu kekuatan politik yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Untuk menggaet suara NU, para calon presiden atau partai pengusung sering kali meminang tokoh berpengaruh dari NU untuk dijadikan sebagai calon wakil presiden. Hal ini dilakukan karena tokoh NU memiliki pengaruh yang besar di kalangan warga NU.

Ada beberapa alasan mengapa para calon presiden atau partai pengusung mempertimbangkan untuk meminang tokoh NU untuk dijadikan sebagai calon wakil presiden.

Meningkatkan elektabilitas
Meminang tokoh NU dapat meningkatkan elektabilitas calon presiden atau partai pengusung. Hal ini karena tokoh NU memiliki basis massa yang besar dan loyal. Dengan menggandeng tokoh NU, calon presiden atau partai pengusung berharap dapat meraih suara NU yang signifikan.

Mendapatkan dukungan dari NU
NU merupakan organisasi massa yang memiliki pengaruh yang besar di Indonesia. Dengan menggandeng tokoh NU, calon presiden atau partai pengusung berharap dapat mendapatkan dukungan dari NU. Dukungan dari NU tentu akan sangat berharga dalam memenangkan pemilihan.

Memperkuat citra moderat
NU dikenal sebagai organisasi Islam yang moderat. Dengan menggandeng tokoh NU, calon presiden atau partai pengusung berharap dapat memperkuat citranya sebagai sosok yang moderat. Citra moderat ini penting untuk menarik suara dari kalangan pemilih yang moderat.

Namun, perlu diingat bahwa meminang tokoh NU untuk dijadikan sebagai calon wakil presiden tidak selalu berhasil. Hal ini karena suara NU tidak selalu solid. Ada juga warga NU yang memilih untuk mendukung calon presiden yang bukan dari NU.

Selain itu, meminang tokoh NU juga dapat menimbulkan kontroversi. Hal ini karena NU merupakan organisasi yang independen. Dengan menggandeng tokoh NU, calon presiden atau partai pengusung dapat dianggap telah mencampuradukkan urusan politik dengan urusan agama.

Secara umum, meminang tokoh NU untuk dijadikan sebagai calon wakil presiden merupakan strategi yang cukup efektif untuk menggaet suara NU. Namun, strategi ini juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun