Argumentasi reductio ad absurdum telah digunakan selama berabad-abad oleh para filsuf, matematikawan, dan ilmuwan. Salah satu contoh yang terkenal adalah argumen Aristoteles untuk membuktikan bahwa dunia ini tidak memiliki batas.
Aristoteles berpendapat bahwa jika dunia ini memiliki batas, maka akan ada sesuatu yang berada di luar batas tersebut. Namun, jika ada sesuatu yang berada di luar batas tersebut, maka benda tersebut juga merupakan bagian dari dunia. Dengan demikian, dunia ini tidak memiliki batas.
Argumen reductio ad absurdum juga digunakan dalam matematika untuk membuktikan teorema-teorema. Salah satu contohnya adalah argumen Euclid untuk membuktikan Teorema Pythagoras.
Euclid berpendapat bahwa jika suatu segitiga memiliki tiga sisi siku-siku, maka kuadrat sisi miringnya sama dengan jumlah kuadrat kedua sisi lainnya. Euclid membuktikan teorema ini dengan reductio ad absurdum.
Euclid memulai dengan asumsi bahwa kuadrat sisi miringnya tidak sama dengan jumlah kuadrat kedua sisi lainnya. Kemudian, Euclid menunjukkan bahwa asumsi ini akan menghasilkan kontradiksi. Karena kontradiksi tidak mungkin terjadi, maka asumsi tersebut salah, dan teorema Pythagoras adalah benar.
Reductio ad absurdum adalah sebuah bentuk argumentasi yang logis dan meyakinkan. Argumentasi ini dapat digunakan untuk membuktikan suatu proposisi dengan menunjukkan bahwa jika proposisi tersebut tidak benar, maka akan muncul suatu kontradiksi atau absurditas.
Berikut adalah beberapa kelebihan dari reductio ad absurdum:
- Argumentasi ini dapat digunakan untuk membuktikan proposisi yang sulit dibuktikan dengan cara lain.
- Argumentasi ini dapat digunakan untuk menunjukkan kelemahan dari suatu argumen.
- Argumentasi ini dapat digunakan untuk melatih kemampuan berpikir kritis.
Namun, reductio ad absurdum juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
- Argumentasi ini dapat rumit dan sulit dipahami.
- Argumentasi ini dapat digunakan untuk membuktikan proposisi yang salah.
Oleh karena itu, perlu berhati-hati dalam menggunakan reductio ad absurdum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H