Validitas background checking melalui media sosial juga dipertanyakan. Hal ini karena informasi yang dibagikan di media sosial dapat saja tidak akurat atau tidak lengkap. Selain itu, informasi di media sosial juga dapat dimanipulasi oleh seseorang untuk menciptakan kesan tertentu.
Etika Background Checking melalui Media Sosial
Etika background checking melalui media sosial juga perlu dipertanyakan. Hal ini karena praktik ini dapat merugikan seseorang, terutama jika informasi yang ditemukan di media sosial tidak akurat atau tidak lengkap.
Red Flag dan Green Flag di Media Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering diam-diam melakukan background checking media sosial seseorang. Misalnya saat dekat dengan wanita idaman atau saat penasaran dengan teman.
Bagaimana cara menentukan apakah seseorang adalah red flag atau green flag berdasarkan postingan media sosialnya? Berikut adalah beberapa tipsnya:
- Perhatikan konten yang dia bagikan. Apakah kontennya positif dan membangun, atau negatif dan merusak?
- Perhatikan interaksinya dengan orang lain. Apakah dia bersikap sopan dan santun, atau kasar dan agresif?
- Perhatikan seberapa sering dia mengunggah konten. Apakah dia terlalu aktif, atau terlalu pasif?
Tentu saja, tips-tips ini tidak selalu akurat. Namun, dengan memperhatikan beberapa faktor tersebut, kita dapat memiliki gambaran yang lebih baik tentang seseorang.
Kesimpulan
Media sosial merupakan alat yang powerful yang dapat digunakan untuk membangun citra diri. Namun, penting untuk diingat bahwa media sosial bukanlah representasi diri kita seutuhnya. Selain itu, background checking melalui media sosial juga perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak melanggar privasi seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H