Mohon tunggu...
Lorentius Agung Prasetya
Lorentius Agung Prasetya Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Apoteker, Artcut Holes handmade papecut, sambil menulis dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandemi: Salah siapa?

26 Juni 2021   12:06 Diperbarui: 26 Juni 2021   12:18 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kurang lebih sudah 1.5 tahun pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Dimulai dengan heboh ditemukannya kasus pertama di Depok pada 1 Maret 2020, kini jumlah angka penambahan kasus harian masih di angka ribuan. Bahkan 1 bulan sesudah hari raya Idul Fitri, angka kasus harian mencapai 15.000 hingga 20.000.


Pada prinsipnya, virus ini mudah dimatikan atau dinonaktifkan dengan cara sederhana selama virus ini ada di luar tubuh. Virus covid 19 berukuran sangat kecil dan merupakan virus jenis mRNA, yaitu virus yang hanya bisa memperbanyak diri kalau tinggal atau nempel di inangnya. Umumnya, virus covid 19 menggunakan area basah hidung dan saluran pernapasan sebagai inang. Jadi, di luar tubuh manusia virus ini tidak dapat memperbanyak diri. Yang menjadi masalah adalah jika virus ini berhasil masuk ke hidung, entah melalui udara yang dihirup, atau melalui tangan yang tidak sengaja menyentuh benda bervirus, lalu menyentuh hidung/ mulut, maka virus akan memperbanyak diri dan menimbulkan gejala pada tubuh manusia.


Secara struktur, virus ini terdiri dari bagian kulit tipis (lemak) dan isi. Kulit ini yang berfungsi sebagai alat menempel ke sel inang dan menggerogotinya. Virus tanpa kulit, tidak bisa menginfeksi sel inang. Sebagaimana minyak atau lemak pada piring makanan bisa dibersihkan dengan sabun, maka kulit virus ini pun akan dapat dengan mudah dinonaktifkan melalu pencucian dengan sabun atau bahan desinfeksi lainnya.


Sementara virus yang menempel di benda dinonaktifkan melalui pencucian/ desinfeksi, virus yang masih berada di udara (misalnya akibat napas/ batuk dari orang positif covid) dicegah penyebarannya dengan masker yang sesuai dan menjaga jarak yang cukup (2 m).


Cara mengendalikan laju penyebaran virus covid 19 sudah sering disampaikan di berita TV, radio, di medsos yaitu dengan 5 M :
- Memakai masker
- Mencuci tangan
- Menjaga jarak
- Menghindari kerumunan
- Membatasi mobilitas/pergerakan orang

Namun pada kenyataannya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sangat disayangkan saat saudara/i kita menelan informasi yang salah
 Banyak sekali informasi yang tidak benar beredar di medsos, atau grup WA yang kemudian dishare lebih lanjut dan berakibat lalai nya protokol kesehatan baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Bahkan ada juga informasi yang malah bertujuan memprovokasi.
Mengapa kebanyakan dari kita lebih percaya pada provokasi-provokasi daripada informasi resmi dan anjuran resmi?


Dalam refleksi saya, kerendahan hati adalah sikap yang perlu kita miliki. Bukan saatnya mencari kambing hitam, dan pembelaan diri.
Dalam KBBI, saya menemukan pengertian rendah hati yaitu Hal (sifat) tidak sombong atau tidak angkuh. Tidak sombong atau tidak angkuh itu seperti apa? Dalam situasi tadi kurangnya sikap rendah hati dapat dilihat dalam diri masing-masing, misalnya:
- Apakah aku ini paling hebat paling benar?
- Apakah aku mau mencoba memahami dulu mana yang benar tanpa bersikap menghakimi?
- Apakah aku sungguh jujur dan terbuka ataukah terbawa emosi sendiri/ kelompok?
- Apakah aku mengakui bahwa aku ini kecil di hadapan Tuhan, dan bukan apa-apa?

Ketaatan adalah salah satu buah karena mengakui dengan jujur bahwa kita lemah/kecil.
Kita mungkin merasa sudah melakukan ibadah, berdoa, bekerja dengan baik, dll tetapi apakah kita sudah taat?
Mungkinkah kita bisa taat kepada yang tidak kelihatan, sementara kepada.yang kelihatan pun kita tidak mau diatur?

Jika ada pertanyaan, "Siapa yang salah atas pandemi ini?", dan jika kita tidak menemukan siapa nya, barangkali kita semua lah yang bersalah.
#selfreminder

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun