Berjalan menghirup udara pagi dengan sepatu yang nyaman di kaki . Tertegun langkah terhenti, menatap lekat untuk yakinkan diri. Adakah benar yang kulihat ini. Dua balita tergolek nyenyak. Salah satunya bertelanjang setengah badan. Di samping ayah bunda yang juga lelap, di atas trotoar dihalangi gerobak. Yang dipenuhi dus-dus dan beragam kemasan plastik air mineral. Menyesal tak kubawa sedikitpun uang, yang mestinya kuselipkan dibawah perut bocah yang saat bangun pasti merasa lapar. Terbayang balitaku di rumah, hangat dan nyaman. Kumelangkah pulang. Di antara bising deru kendaraan, hatiku bergemuruh mengingat korupsi dana bantuan sosial. Kacamataku berembun, maskerku basah. Adakah Ibu Pertiwi masih punya air mata untuk tertumpah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H