Beberapa hari yang lalu (8 April 2020), kita dikejutkan dengan berita meninggal dunianya  musisi hebat asal Ambon, Glenn Fredly. Berita kepergian musisi kelahiran  tahun 1975  ini sangat mengagetkan banyak orang, termasuk saya. Media sosial online penuh dengan ucapan belangsungkawa atas kepergiannya. Ada orang yang  menayangkan (posting) lagi lagu-lagu ciptaan Glenn Fredly. Ada juga orang yang menulis puisi indah tentangnya.
Memang tak sedikit orang yang selayang pandang mengulas aneka keutamaan hidup Glen, termasuk Presiden Jokowi. Â Tentang Glen, Jokowi menulis, "Mendiang adalah tokoh muda yang mengispirasi anak-anak muda Tanah Air, terutama para pemusik, karena dedikasinya pada seni yang begitu luas dan dalam sebagai pencipta lagu, penyanyi, juga aktivis. Kepergian Glenn Fredly adalah kehilangan besar bagi dunia musik bangsa ini." Itulah yang dikatakan Jokowi melaui laman facebooknya pada 9 April 2020.
Demikian juga dengan ibu Sri Mulyani (Menkeu). Pada laman facebooknya Ibu Sri Mulyani menulis, "Saya kehilangan seorang teman yang memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap berkembangnya industri music dan kesejahteraan para musisi serta seniman Indonesia."
Duka yang mendalam juga dirasakan mbak Najwa Shihab. Ia mengungkapkan perasaan dukanya melalui facebook. Ia menulis, "Duka mendalam atas kepergian Glenn Fredly, musisi kenanamaan Indonesia sekaligus sahabat dekat kami."
Masih ada banyak orang penting lainnya di negeri ini yang menarasikan kebersaman indahnya bersama Glenn. Saya membatin, aneka ungkapan bernada positif ini menunjukkan hal penting bahwa Glenn adalah orang baik. Hidupnya penuh keutamaan dan menginspirasi banyak orang.  Ia tak hanya piawai bermain gitar, menciptakan lagu dan menyanyikannya, tetapi pandai berelasi dengan sesama bahkan melakukan aksi positif (tindakan kemanusiaan) untuk kebaikan orang lain. Ia memang  telah menjadi berkat bagi banyak orang. Ia telah berjasa bagi Indonesia!
Tapi, Glenn tetap pergi untuk selamanya. Aneka keutamaan hidupnya tidak membuatnya hidup abadi di dunia ini. Ia sudah pergi menghadap Sang Pemberi hidup. Yang sisa di dunia ini hanya aneka kenangan tentangnya. Kita hanya bisa bersyukur kepada Tuhan karena sudah mengirimkan Glenn untuk memberi warna yang indah bagi bangsa ini. Kita hanya bisa berterima kasih kepada Glenn atas pengabdiannya di bidang seni musik dan aneka tindakan kemanusiaan yang sudah dilakukannya selama ini untuk Indonesia. Tentu saja kita juga berdoa agar Glenn mengalami sukacita abadi bersama Allah yang diimaninya dan keluarga yang ditinggalkan diberi rahmat kekuatan dan kesabaran. Bro Glenn, rest in peace! Hanya itu yang bisa kita lakukan. Tak lebih!
Hari Kematian
Bagi saya, kepergian Glenn (juga kepergian orang lain karena Corona, misalnya) Â seharusnya mengajak kita untuk merenungkan hidup masing-masing dan mengingat hari kematian masing-masing. Ini yang dalam ungkapan Latin disebut memento mori. Ingatlah akan hari kematianmu!
Ya, semua orang memang perlu mengingat kematiannya. Bahwasannya, ini hanya soal waktu. Yang namanya manusia, entah kaya atau miskin, terkenal atau tidak terkenal, pejabat atau masyarakat biasa, orang berpendidikan formal  dengan sederet gelar atau tidak, orang kota atau kampung, tinggal di negara maju atau berkembang, beragama atau tidak,  pasti akan meninggal dunia dunia seperti Glenn. Â
Untuk mati itu bahkan tak harus sakit atau dirawat di rumah sakit. Banyak orang kelihatan sehat, tiba-tiba meninggal dunia. Tak harus juga tunggu usia lanjut. Toh banyak anak kecil, remaja atau orang muda meninggal dunia. Tak harus juga meninggal di rumah sendiri atau di rumah sakit.  Toh ada yang meninggal dunia di jalan, di hutan, di laut atau di mana saja di luar rumah. Jika saat kematian tiba, tak ada seorang pun bisa menghalanginya. Siapapun  dia!